Pelayananpublik.id- Data sentimen konsumen AS yang dirilis alami penurunan tajam dalam 3 setengah tahun terakhir. Data indeks konsumen AS anjlok ke level 50.3 pada bulan November, setelah sebelumnya di Oktober sempat berada di level 53.2.
“Melemahnya data sentimen konsumen AS tersebut telah menekan kinerja USD Index di level 99.63. Meski demikian imbal hasil US Treasury 10 tahun alami kenaikan di level 4.136%,” ujar Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, Senin (10/11/2025).
Ia mengungkap mata uang Rupiah diuntungkan dengan memburuknya data dari AS. Mata uang Rupiah terpantau alami penguatan di level 16.680 per US Dolar.
“Kebijakan moneter Bank Sentral AS diragukan pada bulan Desember mendatang. Dimana ekspektasi kemungkinan suku bunga acuan tetap dipangkas berpeluang terbuka, setelah memburuknya daya ekonomi AS di akhir pekan kemarin,” jelasnya.
Harga emas juga mendapatkan keuntungan dari data AS tersebut. Pada perdagangan pagi ini harga emas naik signifikan di level $4.045 per ons troy, atau sekitar 2.18 juta per gramnya.
Harga emas pulih ditengah spekulasi bahwa The Fed akan kembali berada dalam settingan awal memangkas bunga acuannya di akhir tahun. Dengan begitu US Dolar membuka peluang terkoreksi dan mendorong penguatan emas.
Disisi lain, kata Gunawan, parlemen di AS berpeluang untuk mencapai kesepakatan menghentikan government shutdown yang sudah berlangsung sejak oktober kemarin.
“Langkah ini menjadi kabar baik bagi pasar saham. Dimana mayoritas bursa saham di Asia alami penguatan pada perdagangan hari ini. IHSG juga dibuka menguat di level 8.443. IHSG berpeluang ditutup dengan rekor tertinggi baru di awal pekan ini,” ujarnya. (*)