Pelayananpublik.id- Berdasarkan hasil pemantauan melalui PIHPS (pusat informasi harga pangan strategis), harga daging sapi di Sumut berada dalam rentang 110 ribu hingga 130 ribu per Kg. Terlihat harga daging sapi terpantau stabil dan seakan tidak menunjukan ada masalah serius di kalangan peternak sapi.
Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan kondisi ini seakan menggambarkan bahwa usaha peternakan sapi tidak terpengaruh oleh perlambatan ekonomi atau justru masalah gangguan daya beli yang kerap menghiasai surat kabar.
“Jika kita hanya mengacu kepada harga daging sapi, memang semuanya seakan terlihat baik-baik saja. Namun dari hasil pengamatan langsung, harga jual di level produsen (peternak) belakangan ini mengalami tengah mengalami tekanan sekitar 1.000 hingga 3.000 per Kg,” katanya, Rabu (18/06/2025).

Harga daging sapi dari rumah potong hewan sendiri saat ini berada dalam rentang angka 100 hingga 110 ribu per Kg.
Namun, kata dia, di level peternak harganya lebih murah, bisa berada dalam rentang 90 hingga 95 ribu per Kg.
“Tren konsumsi daging sapi tak ubahnya seperti daging ayam. Yakni sama-sama turun setelah perayaan idul fitri tahun 2025. Dari hasil observasi di lapangan, tren konsumsi daging sapi di TW I 2025 lebih rendah 10% secara year on year,” jelasnya lagi.
Ia melanjutkan jika membandingkan konsumsi maret sebagai tolak ukurnya, maka setelah Ramadhan dan Idul Fitri tren konsumsi daging sapi turun dalam rentang 12% hingga 28% secara bulanan di April dan Mei 2025. Pada bulan Mei di Sumatera Utara, konsumsi daging sapi masih didominasi oleh pedagang bakso sebanyak 77%, diikuti rumah makan dan restoran sebesar 17%, dan rumah tangga sekitar 7%.
“Jika kita mengikuti pemberitaan dimana pemerintah melepaskan sepenuhnya impor daging sapi tanpa kuota. Tentunya kebijakan tersebut akan mereduksi kuota untuk kebutuhan impor daging beku. Kebijakan ini produktif dalam penciptaan lapangan kerja, serta memberikan nilai tambah (added value) bagi perekonomian,” pungkasnya. (*)