Pelayananpublik.id- Banjir melanda Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara beberapa waktu lalu.
Akibatnya banyak areal sawah milik warga yang terkena banjir dan puso.
Hal itu dikatakan Koordinator Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian (BPP) Batu Godang, Sayur Matinggi, Takdir Alisahbana.
“Bencana ini menunjukkan dampak yang luas terhadap hasil pertanian di wilayah ini. Di Desa Mauli Baringin, sebanyak 17 petani yang mengelola lahan seluas 4 hektar yang ditanami padi sawah melaporkan bahwa hasil panen mereka mengalami puso atau gagal panen akibat banjir,” jelasnya, Kamis (28/11/2024).
Selain itu, kata dia, sebanyak 7 petani di desa ini yang menanam pepaya di atas lahan seluas 2 hektar juga mengalami puso. Tidak hanya itu, 5 petani yang mengelola 3 hektar lahan kakao, kini harus menghadapi kerusakan parah pada tanaman mereka, dengan kerugian yang diperkirakan cukup besar.
Di Desa Sipange Siunjam, kata dia, dampak banjir terasa lebih luas. Sebanyak 70 petani yang mengelola 21 hektar atau 126 lungguk lahan padi sawah juga mengalami puso.
“Bahkan, 3 petani yang memiliki kolam ikan seluas 2 hektar dengan jenis ikan lele, dumbo, ikan mas, dan nila, melaporkan gagal panen. Begitu pula dengan 8 petani lainnya yang mengandalkan pepaya, dengan luas lahan 3 hektar, yang juga gagal panen akibat dampak banjir,” katanya.
Tak kalah berat, 16 petani yang mengelola lahan seluas 8 hektar untuk budidaya kakao di desa ini, harus menghadapi kerusakan berat pada tanaman mereka.
Banjir ini jelas memberikan dampak yang sangat merugikan bagi para petani di Kecamatan Sayur Matinggi, terutama yang bergantung pada pertanian untuk mata pencaharian mereka.
“Kerugian yang ditimbulkan dari gagal panen dan kerusakan tanaman sangat mempengaruhi perekonomian lokal, dan pemerintah setempat bersama instansi terkait diharapkan dapat segera memberikan bantuan untuk meringankan beban para petani yang terdampak,” tandas nya. (*)