Pelayananpublik.id- Pihak Yayasan Akper Tarutung merasa benar-benar shock dan ketika mendengar berita soal dugaan pembunuhan seorang dosen sekaligus pengawas asrama mereka di Tapanuli Utara.
Saat ini, Akper Tarutung sedang libur dan akan kembali aktif menjalankan pembelajaran dalam waktu dekat.
Ketua Yayasan Akper Tarutung Dintar Hutabalian mengutarakan seputar sosok Monika Hutauruk (45), korban pembunuhan.
Monika sendiri dikenal sebagai pria yang baik dan memberikan perhatian terhadap pendidikan di asrama tersebut.
Pada saat kejadian, pengawas asrama, dosen dan mahasiswa tengah libur sehingga tidak berada di tempat. Sehingga dirinya tidak mengetahui kejadian secara detail. Soal persoalan proses hukum, ia serahkan kepada pihak kepolisian.
“Dia adalah seorang dosen dan sekaligus pengawas asrama di yayasan kita. Saat ini kita sedang berduka dan saat ini, kita sedang libur. Semua dosen dan mahasiswa sedang tidak berada di tempat,” ujarnya seperti yang dikutip dari Tribun Medan, Senin (2/9/2024).
“Dan kami tidak mengetahui soal kejadian ini secara detail,” sambungnya.
Menurutnya, Monika Hutauruk adalah pendidik yang baik, penuh perhatian dan tidak pernah menyusahkan orang lain. Sehingga, ia yakin muskil menemukan sosok seperti Monika Hutauruk.
“Dia adalah sosok pendidik yang bekeja dengan bagus dan rajin. Dia itu tidak pernah menyusahkan. Kita masih merasa sangat sedih, karena kita sudah dapatkan sosok seperti dia terlepas dari apa yang terjadi pada dia,” tuturnya.
Selain sebagai pengawas, korban ini juga aktif memberikan perkuliahan di kampus.
“Dia adalah sosok disiplin. Kalau sebagai pendidik, ia memiliki jadwal untuk mengajar. Kalau lagi aktif perkuliahan, dia masuk ke kelas,” terangnya.
Dengan adanya peristiwa tersebut, pihaknya bakal berdiskusi dengan mahasiswa yang merasa terganggu dan takut ataupun trauma.
Bagi mahasiswa yang terganggu dengan adanya kejadian tersebut akan dipindahkan ke asrama yang lain.
“Jadi untuk kondisi saat ini kan masih libur. Kalau sudah nanti mahasiswa, kita bakal kondisikan. Kalau masih trauma dengan adanya kejadian ini atau setidaknya merasa terganggu, kita akan cari tempat baru. Kita masih ada tempat asrama yang lain,” tuturnya. (*)