Media Israel Sebut Indonesia Bukan Negara Modern, Kenapa?

Pelayananpublk.id- Sebuah media Israel yaitu The Jerusalem Post (Jpost) menyebutkan bahwa Indonesia bukanlah bangsa yang modern dan berwawasan ke depan, melainkan sebagai negara terbelakang yang masih dibutakan oleh prasangka anti-Israel.

Padahal Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik. Namun kedua negara memiliki hubungan tidak resmi meliputi hubungan dagang, pariwisata, dan keamanan. Sehingga bisa disebut hubungan Indonesia dengan Israel adalah hubungan bilateral.

Salah satu penyebab Indonesia tidak ingin menjalin hubungan diplomatik dengan Israel karena sangat menjunjung tinggi kemerdekaan. Hal ini kemudian menjadi landasan komitmen yang kuat bagi Indonesia untuk mendukung kemerdekaan Palestina.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Dalam hubungan dagang dengan Israel, setiap tahunnya Indonesia mengimpor barang dari Israel dengan nilai total puluhan juta dolar. Sepanjang 2022 total nilai impor Indonesia dari Israel mencapai US$ 47,8 juta, meningkat sekitar 80% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas impor utama dari Israel pada 2022 adalah alat pemanas dan pendingin, seperti air conditioner (AC), pompa kalor, pompa panas bumi, dan sebagainya. Indonesia juga cukup banyak mengimpor perangkat penerima sinyal televisi, peralatan tangan atau mesin, peralatan sirkuit listrik, serta mesin percetakan dan penjilidan.

Tak hanya impor, Indonesia juga rutin mengekspor barang ke Israel setiap tahun. Pada 2022, komoditas ekspor utama ke Israel adalah minyak kelapa sawit.

Anti-Israel masih melekat cukup kuat di masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat Indonesia menolak Israel karena mereka menganggap Negara Yahudi itu adalah penjajah. Jadi, tak pantas masuk ke Indonesia yang mendukung kemerdekaan Palestina.

Penolakan tersebut pun berimbas pada bidang olahraga yang dimana Indonesia sempat ditunjuk sebagai tuan rumah dalam Piala Dunia U-20. Namun sayangnya, penolakan beberapa pihak pada pemain Israel berimbas pada gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Beberapa pihak Israel pun berpandangan buruk terhadap sikap Indonesia terhadap Israel. Ada beberapa alasan media Israel menyudutkan Indonesia sebagai negara tidak modern hingga terbelakang.

Pertama, Indonesia mencampurkan urusan politik dengan bidang olahraga yang membuat pemain Israel tidak diterima di hati masyarakat Indonesia untuk ikut serta bermain di Piala Dunia U-20.

Media itu menyebut sikap anti Israel oleh masyarakat Indonesia justru merugikan Indonesia sendiri. Dimana pemain sepak bola Indonesia yang seharusnya mendapatkan golden ticket atas jatah partisipan sebagai tuan rumah untuk ikut serta dalam Piala Dunia U-20 pun di cabut dan tidak diperbolehkan ikut serta.

Timnas Indonesia U-20 sebenarnya turut berpartisipasi di Piala Asia U-20 2023 yang jadi ajang kualifikasi menuju Piala Dunia U-20. Namun, langkah mereka terhenti di fase Grup. Hanya tim yang sukses melaju ke semifinal yang berhak menjadi wakil Asia. Empat tim yang jadi wakil Asia adalah Uzbekistan, Irak, Jepang, dan Korea Selatan.

Kedua, menurut media Israel, Indonesia seharusnya dapat diuntungkan dalam turnamen Piala Dunia U-20 dimana akan mendapatkan pemasukan beberapa ratus juta dolar ke dalam ekonomi lokal. Namun hal ini akan menjadi impian saja.

Ketiga, menurut Jpost, bahwa Indonesia meniru Malaysia dalam aksi penolakan terhadap Israel. Dimana Malaysia kehilangan hak untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Squash Beregu Pria Dunia 2021 dan Kejuaraan Renang Paralimpiade Dunia 2019 karena penolakannya untuk mengizinkan partisipasi Israel.

Kini Indonesia sudah digantikan oleh Argentina sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Mimpi-mimpi anak bangsa Indonesia pun harus pupus atas keputusan FIFA yang dianggap tegas dalam melarang diskriminasi dalam bentuk apa pun terhadap negara mana pun. (*)