Pelayananpublik.id- Pamer harta benda di dunia maya seperti sudah menjadi tren. Kebanyakan orang memanfaatkan sosial media untuk memamerkan apa yang dimilikinya.
Nah kebiasaan pamer ini dikenal dengan istilah flexing.
Flexing merupakan istilah yang merujuk pada mereka yang suka pamer kekayaan. Keberadaan dari media sosial membuat fenomena flexing semakin mudah untuk dilakukan.
Bagi yang terlanjur hobi pamer, tak bisa dipungkiri jika sangat sulit bagi kita untuk tidak melakukan flexing ketika memiliki sesuatu untuk dipamerkan. Meski dilakukan secara online, tetapi kebiasaan flexing membuat manusia ingin terlihat memiliki kekayaan, menarik secara fisik, dan juga populer.
Cambridge Dictionary mengatakan flexing adalah tindakan untuk menunjukkan sesuatu yang kalian miliki atau rain, akan tetapi dengan cara yang dianggap orang lain tak menyenangkan. Lalu, menurut kamus Merriam Webster, flexing adalah tindakan memamerkan sesuatu yang dimiliki secara pribadi dengan cara lebih mencolok.
Istilah flexing sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1899 oleh Thorstein Veblen di bukunya yang berjudul The Theory of the Leisure Class: An Economic Study in the Evolution of Institutions.
Secara garis besar, flexing adalah suatu kebiasaan seseorang untuk memamerkan apa yang dimilikinya di media sosial. Kemudian, tindakan ini dilakukan untuk mendapatkan pengakuan oleh orang lain.
Contoh paling mudah dari tindakan flexing adalah seorang influencer yang flexing tas buatan desainer ternama atau kemewahan lainnya lewat media sosial. Tak bisa dipungkiri jika saat ini kita akan lebih mudah menemukan seseorang melakukan flexing dengan barang-barang mewah seperti yang disebutkan pada contoh tersebut.
Akan tetapi, beberapa dari mereka mungkin saja tak benar-benar menyukainya. Namun, di sisi lainnya mereka hanya ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain saja.
Meski begitu, untuk saat ini fenomena flexing juga kerap digunakan sebagai alat marketing suatu perusahaan. Dimana proses tersebut adalah sebagai bentuk aktivitas mengirimkan sinyal marketing atau market signaling.
Penyebab Flexing
1. Insecure
Flexing bisa terjadi dikarenakan oleh kondisi insecure dalam diri seseorang. Mereka akan melakukan tindakan flexing ketika merasa bahwa keberadaan dirinya kurang dihargai atau kurang dianggap penting oleh orang lain. Mereka akan menunjukkan kepada khalayak umum jika dirinya berhak untuk bisa diterima di dalam suatu lingkungan serta mendapatkan pengakuan dari orang lain.
2. Kurang Empati
Kebanyakan dari mereka yang melakukan tindakan flexing tidak akan menyadari jika perilaku yang dilakukannya bisa membuat orang lain merasa tak nyaman atau bahkan merasa begitu terganggu
3. Masalah Kepribadian
Mereka yang melakukan tindakan flexing biasanya juga bisa dipengaruhi oleh adanya permasalahan dalam kepribadiannya. Ada beberapa masalah kepribadian yang bisa menyebabkan seseorang begitu suka mencari perhatian.
Tindakan flexing juga dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki tekanan sosial di dalam lingkungannya. Tak bisa dipungkiri jika tekanan sosial di lingkungan sekitar bisa terjadi pada siapa saja. Sebagai contohnya adalah adanya tuntutan gaya hidup dalam pergaulan yang bisa menyebabkan seseorang melakukan tindakan flexing.
5. Mencari Perhatian
Salah satu penyebab terjadinya tindakan flexing yang dilakukan oleh seseorang adalah untuk mencari perhatian orang yang disekitarnya maupun orang tertentu yang mereka tuju. Mereka akan melakukan berbagai macam cara agar bisa membuat orang yang mereka tuju mengetahui keberadaannya. Sebagai contohnya adalah menggunakan penampilan yang mencolok atau bersikap yang bisa membuat dirinya mendapatkan perhatian dari orang lain.
Itulah beberapa penyebab yang bisa membuat seseorang melakukan tindakan flexing. Pada dasarnya, flexing yang dilakukan oleh seseorang tak lain hanya untuk mencari perhatian atau mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Demikian ulasan mengenai apa itu flexing dan penyebabnya. Semoga bermanfaat. (*)