Pelayananpublik.id- Harga sejumlah bahan pangan pokok kembali mengalami kenaikan.
Kenaikan harga itu terpantau terjadi tidak terlalu signifikan.
Seperti cabai rawit merah yang naik Rp 460 atau 0,78% menjadi Rp 59.270 per kg. Atau daging sapi murni naik Rp 110 atau 0,08% menjadi Rp 133.960 per kg.
Sedangkan beras, pada Selasa (28/2/2023) memang turun. Harga beras medium turun Rp10 jadi Rp11.830 per kg dan beras premium turun Rp30 jadi Rp13.480 per kg.
Namun, jika dibandingkan bulan lalu, harga saat ini masih lebih mahal. Di mana, rata-rata harga beras medium di tingkat pengecer pada bulan Januari 2022 adalah Rp11.550 per kg dan beras premium Rp13.140 per kg.
Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Ajib Hamdani menerangkan penyebab harga-harga pangan yang masih bergerak naik adalah efek musiman siklus produksi ditambah efek domino kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Saat ini, menurut dia, kondisi pangan Indonesia menghadapi masalah yang kompleks.
“Kita menghadapi lag of time (jeda waktu). Jadi kadang ada satu saat panen kita berlimpah, tapi ada saat panen kita berkurang, lag of time dari panen itulah kemudian membuat harga kita fluktuatif, kadang naik kadang turun,” kata Ajib kepada CNBC Indonesia, Selasa (28/2/2023).
Di sisi lain, ujarnya, ada masalah produktivitas yang masih rendah.
“Hasil panen di Indonesia masih cenderung lebih rendah dibandingkan dengan negara lain. Sehingga, memang pada dasarnya HPP atau harga pokok penjualan kita memang sudah mahal, jadi kemudian wajar ketika sekarang trennya terus naik,” jelasnya.
Selain itu, kondisi ini juga diperburuk dengan kenaikan harga bahan bakar, termasuk BBM bersubsidi.
“Apalagi kemudian sekarang harga BBM yang juga sudah secara konsisten naik dari bulan September tahun kemarin. Ketika kemudian tahun ini kita berkurang mulai dari bansos (bantuan sosial) dan lain-lain, efek dari kebijakan fiskal yang mulai ketat, maka tentunya kenaikan harga ini menjadi keniscayaan,” katanya.
Untuk itu, imbuh dia, pemerintah harus memiliki program jangka pendek dan panjang untuk mengatasi persoalan harga pangan ini.
“Peningkatan produktivitas, terus sebaran hasil panen dari sisi lack of time dikurangi, dan saya pikir itu membutuhkan intervensi dan regulasi dari pemerintah. Karena dalam konteks pertanian tidak mungkin mereka berjalan sendiri, harus ada insentif-insentif terbaik sehingga hasil panen bisa lebih baik,” katanya.
“Karena sekali lagi, kita menghadapi problem ketika satu saat kita supply berlimpah, tapi satu saat supply kita berkurang. Ini masih menjadi problem klasik di pola penanganan pangan di Indonesia,” pungkasnya.
Mengutip Panel Harga Badan Pangan, hingga pukul 17.28 WIB sembako berikut mengalami kenaikan harga, yaitu:
– Cabai rawit merah naik Rp 460 atau 0,78% menjadi Rp 59.270 per kg.
– Daging sapi murni naik Rp 110 atau 0,08% menjadi Rp 133.960 per kg.
– Minyak goreng kemasan sederhana naik Rp 50 atau 0,28% menjadi Rp 18.030 per kg.
– Tepung terigu (curah) naik Rp 20 atau 0,18% menjadi Rp 11.220 per kg.
– Jagung tingkat peternak naik Rp 20 atau 0,34% menjadi Rp 5.950 per kg.
– Ikan tongkol naik Rp 60 atau 0,17% menjadi Rp 35.640 per kg.
– Ikan bandeng naik Rp 20 atau 0,06% menjadi Rp 34.090 per kg. (*)