Pelayananpublik.id- Masyarakat mengeluh karena harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali naik. Namun pemerintah mengklaim bahwa kenaikan harga BBM sudah diperhitungkan.
Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut mengatakan kondisi itu tentu akan memberatkan masyarakat, namun rasa ‘sakit’ itu hanya sebentar.
“Mungkin pada periode tertentu akan painful buat kita, ada sakit buat kita. Tapi, saya kira setelah beberapa bulan tidak ada masalah. Asal kita kompak aja,” katanya, dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (4/9/2022).
Ia mengatakan bahwa kenaikan harga BBM merupakan opsi terbaik saat ini dan memang perlu dilakukan, meski memicu banyak protes. Ia pun menambahkan bahwa terlalu lama memberi subsidi juga tidak baik bagi Indonesia yang kelak bertumbuh menjadi negara maju.
“Tahun 2045 (Indonesia) akan menjadi negara maju, harus kompak. Manakala pemerintah ada tindakan yang mungkin sementara waktu tidak enak, misalnya menaikkan harga BBM, itu sudah kita hitung bahwa itu yang terbaik daripada tidak menaikkan BBM,” ungkap Luhut.
Sebelumnya, Luhut sempat mengatakan bahwa harga BBM di Indonesia saat ini relatif lebih murah dibandingkan dengan mayoritas negara di dunia.
Bahkan, lanjutnya, APBN menanggung subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp502 triliun diakibatkan lonjakan harga minyak mentah dunia, yang mendorong naiknya selisih harga keekonomian dan harga jual Pertalite dan Solar saat ini.
“Karenanya, pemerintah akan terus mendorong penggunaan aplikasi MyPertamina untuk mendapat data yang akurat sebelum pembatasan diterapkan,” terang Luhut pada Minggu (21/8).
Sebelumnya, pada Sabtu (3/9), pemerintah resmi menaikkan harga BBM di seluruh Indonesia. Presiden Joko Widodo menyebut peningkatan subsidi dari APBN sebagai alasan di balik kenaikan harga BBM bersubsidi, yakni Pertalite dan Solar.
“Yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini dapat subsidi mengalami penyesuaian,” katanya.
Menteri Energi Arifin Tasrif pun telah mengumumkan rincian kenaikan harga BBM. Yakni, harga pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter dan pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter. (*)