Kebiasaan Ini Bisa Bikin Skor Kredit Buruk, Tak Bisa Ajukan Pinjaman Bank

Pelayananpublik.id- Skor kredit adalah hal yang dipertimbangkan bank sebelum mengabulkan pengajuan pinjaman uang dari debitur.

Seseorang yang akan meminjam uang ke bank harus memastikan skor kreditnya bagus.

Sayangnya, banyak orang tidak sadar kebiasaan kecil yang membuat skor kreditnya buruk sehingga bank tidak mengabulkan pengajuan pinjaman dana.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Direktur Utama IdScore (PT PEFINDO Biro Kredit), Yohanes Arts Abimanyu membeberkan kebiasaan debitur yang membuat skor kredit mereka buruk diantaranya adalah kebiasaan menggunakan fitur Paylater.

“Salahsatu membuat skor kredit jelek adalah menggunakan paylater apalagi di banyak tempat,” kata Abi dalam webinar Kini Paham Kredit #3 bertajuk “Inflasi dan Bayang-bayang Kenaikan Suku Bunga, Kapan Waktunya Kredit?”, Rabu (10/8/2022).

Ia mengatakan kebiasaan menggunakan paater meski hanya Rp100 ribu tetap akan memperburuk skor kredit terutama jika sering telat bayar.

Selain itu hal lain yang memperburuk skor kredit adalah penggunaan kartu kredit dengan limit maksimal. Dengan demikian debitur tersebut dinilai agresif dalam menggunakan kredit.

Selanjutnya adalah kebiasaan menggunakan pinjol alias meminjam dari perusahaan peer to peer fintech lending dan tidak membayarnya.

Abi menjelaskan skor kredit biasanya berkisar 250 – 900. Dan menurut IdScore, skor aman kredit adalah mulai 650.

“250 menunjukan resiko sangat tinggi (high risk karena skornya rendah. Rentang mana yang bisa diterima? Rata-rata adalah 650 itu aman.
Resiko average ini masih bisa diterima bank,” jelasnya.

Begitupun, Abi menyebut skor buruk kredit itu bisa diperbaiki. Caranya adalah dengan membayar cicilan hutang secara tepat waktu dan konsisten selama 6 sampai 12 bulan ke depan.

“Cek skor kredit, misalnya skornya rendah, kita bisa perbaiki. Caranya bayar hutang dalam tepat waktu dan konsisten dalam 6 bulan sampai 12 bulan kedepan. Pastikan juga dalam periode tersebut, kartu kredit, paylater digunakan seperlunya,” katanya.

Sebelumnya, webinar tersebut juga dihadiri Joshua Pardede, Chief Economist Permata Bank serta Aliyah Natasya, Financial Planner.

Para narasumber menjelaskan bagaimana kriteria debitur yang akan dinilai oleh bank ketika mengajukan pinjaman. Serta bagaimana cara agar bisa mengajukan pinjaman ke bank termasuk rencana finansial sebelum mengambil kredit agar tidak terjebak utang. (*)