Hoaks Aneh Bikin Warga Ogah Urus e-KTP, Hisap Darah Hingga Ada Setannya

Pelayananpublik.id- Berita bohong alias berita hoaks memang meresahkan dan merugikan orang banyak. Parahnya masih banyak orang yang dengan mudah percaya dan terpengaruh berita hoaks.

Pernah dengar hoaks aneh tentang chip e-KTP ditanamkan ke tubuh warga?

Hoaks itu beredar di tengah masyarakat dan sebagian justru meyakini bahwa itu benar.

Di Kabupaten Paniai, ProvinsiĀ Papua pun terjadi kejadian yang sama. Di sana, warga enggan mengurus atau melakukan perekaman e-KTP karena hoaks aneh yang menyebar yakni takut darahnya dihisap.

Hal itu dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Paniai, Washinton.

Ia mengatakan pihaknya harus bekerja keras meyakinkan masyarakat agar mau merekam e-KTP.

“Saya katakan rekam KTP tidak mengandung hal negatif. Akhirnya saya lakukan perekaman secara terbuka, semua bisa lihat sembari menjelaskan tidak ada hisap darah waktu lakukan rekam iris mata,” kata Washinton dalam keterangan tertulis yang dibagikan Kementerian Dalam Negeri, Rabu (27/4).

Selain hoaks hisap darah, ada pula hoaks e-KTP berisi setan. Kabar palsu itu pun membuat sebagian warga enggan membuat e-KTP.

Sanking sulitnya meyakinkan warga, ia sampai mengganti sebutan e-KTP saat bersosialisasi dengan warga Paniai. Petugas memperkenalkannya dengan nama kartu bantu.

“Sebab selama ini sebutan KTP berarti ada kesan negatif, di dalam ada chip/setan dan lain-lain. Saya ganti sebut ‘kartu bantu’ karena bisa bantu dipakai di bank, rumah sakit, bandara, kuliah dan seterusnya,” tutur Washinton.

Papua menjadi salah satu provinsi dengan jumlah perekaman e-KTP paling rendah di Indonesia. Direktur Jenderal Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh menyebut baru 50 persen warga Papua yang sudah merekam e-KTP.

Meski demikian, Zudan mengapresiasi upaya kreatif dari pemerintah daerah untuk menggenjot perekaman e-KTP. Dia meminta para petugas di daerah tidak putus asa dengan berbagai tantangan yang ada.

“Semangat Dukcapil Bisa itu adalah mencari solusi dengan inovasi,” tutur Zudan. (*)