Pelayananpublik.id- Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan 4 tersangka dugaan penyelewengan minyak goreng. Mafia minyak goreng ini disebut-sebut adalah dalang yang membuat harga minyak goreng melambung di pasaran.
Kejagung kemudian menetapkan empat tersangka dugaan korupsi penyelewengan fasilitas ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO).
Namun begitu, penetapan 4 tersangka mafia minyak goreng ini tak serta merta membuat harga migor turun.

Di Medan, harga minyak goreng curah masih 18 ribu dan kemasan 25 ribu per liter.
Di pasar tradisional Tapanuli Selatan, Sumut harga minyak goreng curah Rp18 ribu- 19 ribu per liter. Sementara yang kemasan biasa merk Fortune dibanderol Rp23 ribu-25 ribu per liter. Dan kemasan merk Bimoli Rp28 ribu per liter.
Di Kabupaten Bogor, harga minyak goreng masih konsisten berada di kisaran Rp 50 ribu/2 liter. Ada yang lebih rendah, namun ada juga yang lebih tinggi.
Harga minyak goreng Tropical terpantau paling mahal dengan harga Rp 51,9 ribu/2 liter, kemudian merk yang terpantau baru muncul di pasaran yakni Fitri juga di atas Rp 50 ribu, tepatnya Rp 50,4 ribu.
“BimoliĀ 5 liter harganya di Rp 121,750, ini yang jeriken,” kata karyawan minimarket seperti yang dilaporkan dari CNBC Indonesia, Rabu (20/4/22).
Sementara itu merek Fortune harganya Rp 48,7 ribu/2 liter dan Sovia dibanderol Rp 48,5 ribu/2 liter. Price tag Bimoli juga muncul di etalase, sebesar Rp 24,6 ribu/liter. Namun barangnya tidak tampak tersedia.
Stok minyak goreng saat ini sudah jauh lebih mencukupi dibandingkan bulan sebelumnya. Kala itu, stok di pasaran menipis. Rak-rak di minimarket pun kebanyakan justru kosong. (*)