Pelayananpublik.id- Pemerintah Indonesia sedang mengkaji kenaikan dua harga bahan bakan yang biasa dikonsumsi masyarakat yakni gas elpiji 3 kg dan BBM jenis Pertalite.
Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dikutip dari Republika.co.id, Kamis (5/4/2022).
“Saat sekarang kita masih kaji, nanti sesudah kita kaji, nanti kita umumkan. Tapi saat sekarang belum,” katanya.
Sebelumnya, sinyal kenaikan harga Pertalite dan gas melon sudah disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Hal itu menyusul kenaikan Pertamax sebesar Rp 3.500 per liter menjadi Rp 12.500 per liter mulai Jumat (1/4/2022).
“Overall (secara keseluruhan) akan terjadi (kenaikan) nanti Pertamax, Pertalite, kalau premium belum. Juga gas yang 3 kg (akan naik). Jadi bertahap, 1 April, nanti Juli, bulan September, itu nanti bertahap akan dilakukan oleh pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan, bantuan sosial seperti subsidi upah yang akan diberikan kepada kelompok pekerja dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta merupakan bantal pengaman jika terjadi kenaikan harga pertalite dan elpiji ukuran 3 kilogram.
Dari pernyataan itu, seolah menegaskan bahwa memang benar warga akan menghadapi kenaikan harga elpiji 3 kg dan Pertalite.
“Pertalite belum dinaikkan. Sedang dikaji oleh jajaran kementerian ekonomi. Tetapi pemerintah sudah menyiapkan bantalannya. Bantuan sosialnya yang pertama teman-teman kita yang bekerja pada sektor tertentu yang di bawah Rp 3,5 juta itu pada akhirnya akan mendapatkan bantuan,” katanya.
Selain bantuan subsidi upah, pemerintah juga menyiapkan BLT minyak goreng untuk masyarakat. Menurut dia, bantuan ini disalurkan untuk membantu meringankan masyarakat yang terdampak krisis akibat pandemi Covid-19 serta kenaikan harga pangan dan energi.
“Untuk minyak goreng pemerintah juga telah menyiapkan Rp 9,6 triliun untuk diberikan bantuan langsung. Itu bantalan-bantalan yang diberikan. Agar apa? Agar perubahan-perubahan situasi ini bisa menjadi meringankan bagi masyarakat Indonesia,” jelas dia. (*)