Ternyata Ini Penyebab Melambungnya Harga Minyak Goreng

Pelayananpublik.id- Harga minyak goreng saat ini membuat masyarakat khususnya kaum ibu menjerit. Bagaimana tidak, komoditas yang termasuk salahsatu dari sembilan bahan pokok itu mengalami kenaikan harga secara signifikan
akhir tahun 2021 lalu.

Memasuki 2022, harganya masih belum juga mengalami penurunan, bahkan terus naik.

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), secara nasional harga minyak goreng curah pada 29 Desember lalu hanya Rp 18.400/Kg. Pada 5 Januari 2022 harga minyak goreng menyentuh Rp 18.550/Kg.

Ada beberapa hal yang menyebabkan kenaikan harga minyak goreng secara signifikan.

Yang pertama adalah lonjakan harga minyak nabati dunia. Lonjakan harga minyak nabati dipengaruhi harga Crude Palm Oil (CPO) dunia yang kini mencapai 1.340 US Dolar/MT.

Penyebab yang kedua adalah permintaan biodiesel untuk program B30. Diketahui saat ini pemerintah mewajibkan 30 persen biodiesel dengan 70 persen bahan bakar jenis solar.

Penyebab kenaikan harga minyak goreng juga dipengaruhi pandemi Covid-19 yang mengakibatkan produksi CPO menurun drastis. Selain itu akibat pandemi arus logistik juga terganggu.

Hingga saat ini diketahui harga minyak goreng belum mengalami penurunan. Untuk minyak goreng curah Rp18.500, minyak goreng kemasan bermerk 2 Rp20.300 dan minyak goreng kemasan bermerk 1 Rp20.800.

Kenaikan minyak goreng berimbas kepada penjual gorengan di berbagai daerah di Indonesia. Gorengan yang biasa dihargai Rp1.000 per buah, mau tak mau harus dinaikkan harganya.

Seorang penjual gorengan di Sipirok Sumatera Utara, Yanti Siregar mengaku terpaksa menaikkan harga gorengannya. Sebab kenaikan harga minyak sangat terasa olehnya.

“Sebelum naik gorengannya masih kita jual seribu, sekarang sudah tidak dapat lagi. Sekarang kami jual Rp5.000 4 buah gorengan,” kata dia.

Ia mengatakan bukan dirinya saja yang menaikkan harga gorengan melainkan penjual lainnya juga. Kalaupun ada yang masih menjual di harga yang sama, maka ukuran gorengannya akan dibuat lebih kecil agar bisa mendapat untung. (*)