Pelayananpublik.id- Tongkat estafet kepemimpinan organisasi Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumut berlanjut.
Hal ini ditandai dengan telah diselenggarakannya pemilihan ketua FJPI Sumut periode 2021-2024, Sabtu (27/11/2021).
Acara yang digelar secara hybrid alias offline dan online itu pun berlangsung tertib penuh keakraban antar anggotanya.
Acara juga didukung oleh Medan Creators Space yang berlokasi di Jalan Iskandar Muda Medan serta Wong Solo.
Adapun dua calon yang menjadi kandidat Ketua FJPI Sumut Periode 2021-2024 adalah Nurni Sulaiman (Koresponden The Jakarta Post) dan Nurleli (jurnalis iNews TV).
Keduanya memberikan visi misi yang bagus untuk masa depan dan kegiatan FJPI Sumut khususnya untuk kemajuan jurnalis perempuan.
Namun pengalaman dan sepak terjang Nurni Sulaiman dalam bidang jurnalistik tampaknya lebih mencuri perhatian para anggota untuk memberikan suaranya.
Hasilnya Nurni memenangkan pemilihan itu dengan berhasil meraup dukungan 21 suara dari 34 anggota FJPI Sumut yang ikut memberikan hak pilihnya. Sementara Nurleli mendapatkan 13 suara.
Pemilihan yang berlangsung secara demokratis dan penuh rasa kekeluargaan ini dihadiri Ketua FJPI Sumut periode 2018-2021 Lia Anggia Nasution dan sejumlah penasehat diantaranya Ranggini Triyono, Desi Pohan, dan Komariah.
Ketika ditanya motivasinya menjadi Ketua FJPI Sumut, menurut Nurni Sulaiman sejalan dengan visinya yang ingin membentuk jurnalis perempuan yang kompeten, berdaya dorong serta independen dan kredibel sebagaimana jurnalis professional dalam perspektif gender untuk kemajuan perempuan di Sumatera Utara.
“Saya juga memiliki misi ingin mengokohkan pondasi jurnalisme berspektif gender, mendorong berita-berita berkualitas terhadap perempuan dan anak serta menciptakan program penguatan berbasis gender untuk kesejahteraan jurnalis perempuan,” ujarnya seperti dikutip dari Tobasatu.com, Senin (29/11/2021).
Sejalan dengan visi dan misinya itu, Nurni telah mencanangkan penyelenggaraan pendidikan jurnalistik dan penyelenggaraan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) untuk anggota FJPI, dan mendukung anggota yang berkeinginan untuk mengikuti pelatihan, beasiswa atau fellowship.
Segudang Pengalaman
Nurni Sulaiman merupakan koresponden The Jakarta Post (2007-2021) yang memiliki segudang pengalaman jurnalistik berskala internasional.
Adapun sederet pengalamannya diantaranya adalah meliput aktivitas pengungsi Rohingya Perempuan di Camp Pengungsi Rohingya terbesar di dunia yang berada di Cox’s Bazar, Ukhiya, Bangladesh pada tahun 2019. Di tahun yang sama Nurni juga diberangkatkan untuk meliput aktivitas pengungsi Suria perempuan di Istanbul, Turki.
Pada tahun 2018, Nurni mewakili tempat dia bekerja ditugaskan melakukan peliputan di Asian Games Jakarta- Palembang, dan meliput Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008 di Kalimantan Timur (Kaltim) dan PON 2012 di Riau.
Selain itu, Nurni juga merupakan sosok jurnalis yang aktif mengikuti berbagai workshop pelatihan jurnalistik diantaranya East West Center Fellow 2019 yakni pelatihan Senior Journalist di Amerika Serikat, Bangladesh dan Turki. Pelatihan ini diikuti 11 jurnalis dari 11 negara yakni Amerika, Australia, Nigeria, Pakistan, Afganistan, India, New Zealand, Inggris, Indonesia dan Filipina. Masing-masing negara perwakilannya satu orang . Najwa Sihab adalah salah satu alumninya.
Pelatihan lainnya yang diikuti wanita yang juga merupakan seorang wasit Taekwondo ini adalah Workshop SEAPA Result Based Management di Bangkok, Thailand (tahun 2018; Workshop by SEAPA (Southeast Asian Press Alliance), Memerangi Disinformasi (Combating Disinformation) di Bangkok, Thailand pada September 2018.
Selain itu workshop SEAPA – internews untuk jurnalis lingkungan di Asia Pasifik “Defending the Environment- Reporting and Advocasy Challenge for Asia Pasific Region di JW Marriot Medan pada Juni 2018; Meliput Konflik, bencana alam, anak dan panduan liputan siber oleh Dewan Pers, Medan pada tahun 2013.
Selain pemgalaman meliput di kancah internasional, Nurni juga merupakan penulis buku. Teranyar, wanita kelaihran Balikpapan, Kalimantan Timur menulis sebuah buku berjudul “Zenit Nadir Sang Doktor” yang diterbitkan Gramedia pada tahun 2020 silam.
Nurni juga pernah menulis buku Jurnalis Perempuan Meliput Indonesia, 50 Kisah di Balik Berita (2009) yang diterbitkan dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN); Bingkisan Petir (2005); serta Kalimantan dalam Sastra Indonesia (bersama penulis lain dari Brunei, Malaysia, dan Singapura–2008). (*)