Pelayananpublik.id- Zat adiktif tentu bukan istilah asing bagi masyarakat Indonesia. Sebab pembahasan mengenai zat adiktif ada dimana-mana.
Zat adiktif seringkali dikaitkan dengan narkoba, atau obat-obatan yang membuat tubuh ketergantungan alias candu. Padahal zat adiktif bukan hanya ada pada narkoba melainkan pada makanan dan minuman juga, contohnya kopi.
Ketika seseorang yang terbiasa minum kopi, ia akan merasa kehilangan jika tidak meminum kopi dalam satu hari. Maka orang tersebut bisa dikatakan sudah merasakan dampak dari zat adiktif yang ada dalam kopi. Seperti yang diketahui zat adiktif dalam kopi adalah cafein. Cafein ini yang bisa merangsang tubuh secara biologis merasa ketergantungan dan harus mengonsumsinya secara terus menerus.
Nah, zat adiktif tersebut bukan hanya ada dalam minuman melainkan juga banyak jenis makanan.
Namun sebelum membahas lebih jauh, mari kita simak dulu apa pengertian zat adiktif.
Pengertian Zat Adiktif
Zat adiktif adalah zat yang bisa membuat tubuh manusia ketergantungan. Arti ketergantungan ini adalah dimana tubuh selalu merasa butuh mengonsumsi zat tersebut.
Pengertian adiktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bersifat kecanduan atau bersifat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya.
Sedangkan menurut para ilmuwan, zat adiktif merupakan zat yang jika dikonsumsi oleh organisme hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan efek ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan.
Zat Adiktif menurut Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan meliputi; tembakau, produk yang mengandung tembakau, padat, cairan, dan gas yang bersifat adiktif yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya dan/atau masyarakat sekelilingnya.
Jika merunut dari UU tersebut, kopi memang mengandung zat adiktif namun tidak termasuk golongan yang terlarang karena dianggap belum merugikan seseorang.
Padahal, seperti pada rokok dan narkoba, kopi dan teh juga mengandung zat adiktif yang bisa membuat seseorang kecanduan setelah mengonsumsinya terus menerus.
Jika tidak mengonsumsinya dalam jangka waktu tertentu, maka tubuh akan seperti kehilangan sesuatu. Kemudian mengirimkan perintah ke otak untuk mengonsumsi zat tersebut.
Jika sudah pada tahapan terparah, maka menghentikan konsumsi zat tersebut dapat menyebabkan rasa lelah atau pun sakit yang luar biasa.
Jenis Zat Adiktif
Terdapat beragam zat adiktif yang bisa membuat tubuh merasa ketergantungan. Namun, tidak semua zat adiktif itu membahayakan tubuh. Hanya saja jika sudah terlaku banyak mengonsumsinya maka tubuh akan kecanduan secara berat.
Zat adiktif sendiri bisa ditemukan secara alami, semi sintetis atupun hasil dari sintetis murni. Namun, para ilmuwan membagi zat adiktif menjadi 3 jenis , yaitu zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika, zat adiktif narkotika, dan zat adiktif psikotropika.
1. Zat Adiktif Non Narkotika Psikotropika
Ini merupakan zat adiktif yang bukan terdapat pada obat terlarang seperti narkoba atau psikotropika. Jadi zat adiktif jenis ini bisa menghasilkan suatu reaksi biologis pada tubuh, tetapi tidak menghilangkan kesadaran penggunanya.
Umumnya, zat hanya berpengaruh pada kerja tubuh seperti meningkatkan kewaspadaan, melemaskan otot, atau sebagai anti depresan ringan.
Contoh zat adiktif jenis ini adalah kopi, teh hingga minuman energi. Kafein yang terkandung di dalam kopi dan teh dapat membuat tubuh terjaga dan berkonsentrasi dengan meningkatkan kewaspadaan pada otak.
Contoh lain zat adiktif jenis ini adalah rokok. Rokok termasuk barang yang dijual dengan bebas terbatas biasanya termasuk ke dalam golongan antidepressant ringan, misalnya rokok atau minuman beralkohol. Nikotin dalam rokok dapat membuat penggunanya merasa relaksasi dan tenang, begitu pula dengan alkohol pada miras.
2. Zat Adiktif Narkotika
Zat adiktif narkotika adalah zat yang terkandung pada obat terlarang. Dimana peredarannya dilarang di seluruh dunia dan tercantum pelarangannya pada undang-undang.
Zat adiktif jenis ini, jika dikonsumsi dapat menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, hilangnya rasa, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan yang parah.
Zat ini bisa didapatkan dalam bentuk alami dan bukan alami, selain itu bahan ini juga bisa disintetiskan menjadi bahan yang lebih kuat. Zat adiktif jemis ini bisa ditemjkan pada narkotika jenis opium, kokain, dan heroin.
3. Zat Adiktif Psikotropika
Zat adiktif psikotropika adalah golongan zat yang masih termasuk kedalam zat yang dilarang dalam undang-undang.
Efek yang dihasilkan tidak terlalu berbeda dengan zat adiktif narkotika. Tetapi zat psikotropika lebih memengaruhi sistem syaraf pusat dan merubah perilaku serta mental penggunanya.
Dampak Zat Adiktif Bagi Tubuh
Membahas dampak zat adiktif dalam tubuh, berarti kita akan membahas dampak-dampak yang terjadi jika mengonsumsi salahsatu atau beberapa jenis zat adiktif yang telah disebutkan di atas.
Berikut adalah dampak penggunaan zat adiktif bagi tubuh.
1. Menimbulkan kecanduan, yakni rasa butuh untuk terus mengonsumsi zat tersebut.
2. Ketergantungan berat, yakni kondisi ketergantungan yang memaksa tubuh untuk mendapatkan zat tersebut. Jika tidak, maka akan timbul rasa sakit, bingung, pikiran kacai dan sebagainya.
3. Merusak organ tubuh, zat adiktif yang terus dikonsumsi apalagi dengan dosis yang makin besar akan merusak organ tubuh, misalnya kebanyakan minum kopi bisa merusak lambung, kebanyakan alkohol merusak hati, kebanyakan rokok merusak paru-paru.
4. Merusak pikiran, zat adiktif terutama yang terdapat dalam nakotika dan psikotropika bisa menyebabkan kerusakan pikiran, susah membedakan mana halusinasi dan nyata.
4. Mengubah perilaku, zat adiktif yang sudah memengaruhi pikiran akan mengubah perilaku penggunanya misalnya menjadi pemarah, sensitif, atau bahkan menjadi beringas tak terkendali.
Demikian ulasan mengenai apa itu zat adiktif, jenis hingga dampaknya bagi tubuh. Semoga bermanfaat. (*)