Apa Itu Epistemologi, Tujuan, Jenis, hingga Contohnya

Pelayananpublik.id- Sebuah materi bisa dibahas melalui berbagai kajian, termasuk epistemologi. Epistemologi biasanya digunakan dalam pembahasan ilmu filsafat. Epistemologi biasa bergandengan dengan antologi dan eksiologi.

Epistemologi adalah bagian yang mengkaji dengan penciptaan pengetahuan, dengan fokus pada bagaimana pengetahuan diperoleh dan menyelidiki cara yang paling valid.

Pengertian epistemologi adalah sebuah studi filosofis tentang hakikat, asal usul, dan batasan pengetahuan manusia.

Epistemologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan pengetahuan yang kadang disebut sebagai teori pengetahuan.

Jadi, disini sangatlah jelas bahwa ahli epistemologi mempelajari hakikat pengetahuan, pembenaran epistemik, rasionalitas keyakinan, dan berbagai masalah terkait dengan disipilin ilmu filsafat.

Nah, agar lebih paham, berikut ini kami rangkum pengertian epistemologi menurut ahlinya.

1. Dagobert D. Runes menyebut epistemologi adalah salah satu cabang filsafat yang mengkaji tentang sumber pengetahuan. Struktur sosial pengetahuan, dan metode-metode, serta validasi pengetahuan.

2. Jujun S. Sumantri mendefenisikan epistemologi sebagai cara berpikir manusia dalam menentukan dan mendapatkan ilmu dengan menggunakan berbagai kemampuan yang tertanam dalam diri seorang seperti kemampuan rasio, indera, dan intuisi.

3. Mujamil Qomar mengungkap pengertian epistemologi adalah sebagai salah satu bagian filsafat yang mempelajari secara mendalam tentang pengetahuan manusia.

Tujuan Kajian Epistemologis

Seperti yang sudah disebutkan di atas tujuan kajian epistemologis adalah untuk mengetahui sesuatu, gejala, atau apapun berdasarkan asal-usul, hakikat dan batasan ilmu manusia.

Sejarah Epistemologi dalam Filsafat

Sejarah epistemologi dimulai dari zaman Aristoteles (384 hingga 322 SM) yang memberikan jawaban ketika dia mengatakan bahwa filsafat dimulai dengan semacam keajaiban atau kebingungan.

Pada awalnya, hampir semua manusia ingin memahami dunia tempat mereka tinggal, dan banyak dari mereka membangun teori dari berbagai jenis untuk membantu mereka memahami dunia tersebut.

Akan tetapi, kenyataannya adalah banyak aspek dunia tidak dapat dijelaskan dengan mudah, kebanyakan orang cenderung menghentikan upaya mereka pada suatu saat dan puas dengan tingkat pemahaman apa pun yang telah berhasil mereka capai.

Namun, seorang filsuf justru tertarik oleh gagasan memahami dunia dalam istilah yang paling umum.

Nah, dari situ mereka mencoba menciptakan teori sinoptik, akurat secara deskriptif, penjelasan yang kuat, dan dalam semua hal lain dapat dipertahankan secara rasional.

Dengan demikian, mereka membawa proses penyelidikan lebih jauh daripada yang cenderung dilakukan orang lain, dan inilah yang dimaksud dengan mengatakan bahwa mereka mengembangkan filosofi tentang hal-hal tersebut.

Oleh karena itulah seperti kebanyakan orang, ahli epistemologi sering memulai spekulasi mereka dengan asumsi bahwa mereka memiliki banyak pengetahuan.

Namun, ketika mereka merenungkan apa yang mungkin mereka ketahui, mereka menemukan bahwa itu jauh lebih tidak aman daripada yang mereka sadari, dan memang mereka mulai berpikir bahwa banyak dari apa yang selama ini menjadi keyakinan mereka yang paling kuat yang meragukan atau bahkan salah.

Keraguan semacam itu muncul dari anomali tertentu dalam pengalaman orang tentang dunia. Dua dari anomali tersebut akan dijelaskan secara rinci di sini untuk mengilustrasikan bagaimana mereka mempertanyakan klaim umum atas pengetahuan tentang dunia.

Jenis Bidang Kajian Epistemologi

Dalam kajian epistemologi ada 4 bidang yang umum diterapkan yakni:

– Analisis filosofis, yakni bidang kajian mengenai hakikat pengetahuan dan kondisi yang diperlukan untuk suatu keyakinan merupakan pengetahuan, seperti kebenaran dan pembenaran.

– Sumber pengetahuan potensial dan keyakinan yang dibenarkan, seperti persepsi, alasan, ingatan, dan kesaksian

– Struktur tubuh pengetahuan atau keyakinan yang dibenarkan, contoh keyakinan yang dibenarkan harus diturunkan dari keyakinan dasar yang dibenarkan atau apakah pembenaran hanya memerlukan seperangkat keyakinan yang koheren

– Skeptisisme filosofis, yakni bidang kajian yang mempertanyakan kemungkinan pengetahuan, dan masalah terkait, seperti apakah skeptisisme merupakan ancaman bagi klaim pengetahuan biasa kita dan apakah mungkin untuk membantah argumen skeptis

Contoh Epistemologi

1. Sosial

Epistemologi sosial berkaitan dengan pertanyaan tentang pengetahuan dalam konteks di mana atribusi pengetahuan kita tidak dapat dijelaskan hanya dengan memeriksa individu dalam isolasi satu sama lain, yang berarti bahwa ruang lingkup atribusi pengetahuan kita harus diperluas untuk memasukkan konteks sosial yang lebih luas.

2. Formal, yakni epistemologi yang menggunakan alat dan metode formal dari teori keputusan, logika, teori probabilitas dan teori komputasi untuk model dan alasan tentang masalah kepentingan epistemologis.

Pekerjaan di bidang ini mencakup beberapa bidang akademik, termasuk filsafat, ilmu komputer, ekonomi, dan statistik.

3. Metaepistemologi, yakni studi metafilosofis dari metode, tujuan, dan pokok bahasan epistemologi. Secara umum, metaepistemologi bertujuan untuk mengidentifikasi asumsi yang tidak akurat.

Demikian ulasan mengenai apa itu epistemologi, tujuan, sejarah, hingga contohnya. Semoga bermanfaat. (*)