Hati-hati! Ini 13 Daerah di Indonesia yang Berstatus Siaga Banjir Bandang

Pelayananpublik.id- Bencana hidrometeorologi memang harus diwaspadai di setiap akhir tahun di Indonesia. Pasalnya bencana ini bisa menyebabkan kerusakan bahkan korban jiwa.

Seperti banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Malang yang telah menelan korban jiwa baru-baru ini. Banjir tersebut bahkan belum menunjukkan tanda surut hingga kini.

Terkait banjir bandang, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga meminya warga di daerah lain untuk tetap waspada. Sebab BMKG telah menyatakan ada 13 provinsi masuk kategori siaga karena berpotensi diterjang banjir dan banjir bandang pada 5-7 November.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Hal itu dikatakan Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.

Ia membeberkan 13 provinsi yang berstatus siaga banjir bandang adalah sebagai berikut:

– Jambi

– Sumatera Selatan

– Kepulauan Bangka Belitung

– Lampung

– Banten

– DKI Jakarta

– Jawa Barat

– Jawa Tengah

– Jawa Timur

– Kalimantan Barat

– Kalimantan Selatan

– Kalimantan Timur

– Kalimantan Tengah

Ia mengatakan BMKG menyatakan 13 provinsi itu siaga banjir bandang adalah berdasarkan perkiraan cuaca berbasis dampak.

“Untuk periode tiga hari ke depan (5 November-7 November 2021), berdasarkan perkiraan cuaca berbasis dampak, (ada 13) wilayah provinsi yang berpotensi terdampak banjir dan banjir bandang,” jelasnya seperti dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (6/11).

Guswanto mengatakan bahwa pihaknya memang sudah memprediksi curah hujan akan semakin meningkat pada November ini.

Peningkatan curah hujan tersebut juga berhunungan dengan penguatan La Nina dan Monsun Asia yang disertai dengan berbagai fenomena labilitas atmosfer. Fenomena ini bersifat lebih lokal dan dalam durasi yang lebih singkat.

“Hal tersebut berpotensi semakin meningkatnya risiko terjadi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, banjir bandang dan angin kencang,” ujar Guswanto.

Ia mengatakan bahwa intensitas cuaca di beberapa wilayah Indonesia meningkat beberapa hari terakhir. Kenaikan ini dipicu oleh dinamika atmosfer skala global La Nina yang menyebabkan kondisi atmosfer di wilayah Indonesia relatif menjadi lebih basah.

“Keadaan tersebut diperkuat dengan adanya aktivitas fenomena gelombang atmosfer, yaitu Madden Jullian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, Gelombang Rossby yang saat ini aktif di wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan,” tutur Guswanto.

Terkait itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.

Ia menerangkan hujan dengan intensitas lebat dan sangat lebat disertai petir serta angin kencang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.

Bencana hidrometeorologi yang dimaksud berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi. (*)