Pelayananpublik.id- Tindakan oknum berinisial AM dan rekan-rekannya di lahan wisata Puncak Laut Tawar semakin menjadi. Setelah dilaporkan ke polisi pun mereka tidak pernah berhenti merusak dan membangun lokasi tersebut.
Bahkan wanita penjaga kantin di lokasi pun ikut menjadi korban tindakan bar-bar AM Cs.Akibatnya, wanita bernama Vetty Nopersia Br Bangun (VNB) itu melaporkan AM Cs ke Polsek Saribudolok.
Vetty menjelaskan kejadiannya terjadi pada Jumat sore (1/10/2021), pulangnya beberapa pekerja di Puncak Laut Tawar yang diduga “diongkosi” untuk pulang Kampunh, VNB tetap dalam pendiriannya tidak mau pulang, setelah di desak AM, selain omongam kasar, tindakan peecehan pun terjadi dengan memukulinya beberapa kali disaksikan rekan Vetty yakni JRT dan KS.
Setelah kejadian, beberapa hari Vetty masih berada dalam tenda menunggu jemputan dari rekannya. Kemudian, AM tetap menterornya dengan menyuruhnya segera angkat kaki dari lokasi.
Padahal sebelumnya, kata Vetty selama ini AM diperlakukan sebagai pelanggan kantin biasa, namun hari itu tiba-tiba AM menjadi kasar, memang AM terlihat membawa Tuak Satu Jeregen.
Vetty mengatakan kekerasan yang dialaminya menyebabkan luka hingga akhirnya pada hari ini, Senin (11/10/2021) ia mendatangi Puskesmas dan mengadukan perbuatan AM ke Polsek Saribudolok.
Selanjutnya petugas Polsek mendampingi untuk visum di Puskesmas Tiga Raja, selanjutnya mengadakan olah TKP di Puncak Laut Tawar.
Begitupun, di lokasi AM Cs tetap bekerja mendozer lahan Karya Bhakti Purba, juga ikut mendozer lahan milik Avensius Girsang penduduk asli Huta Hoppoan.
Marjan Girsang yang juga ikut mengelola Bukit Sinarta pun mengatakan 3 tahun lalu oknum PT SPS itu juga sempat memenjarakannya berserta 8 warga lainnya, dalam kasus yang berbeda.
Wisata Puncak Laut Tawar kini sudah diklaim PT SPS dan mempromosikannya di media sosial dengan nama yang baru.
Terkait hal ini AM yang beberapa kali dikonfirmasi wartawan masih belum memberikan keterangan. Ia mengatakan akan mengatur waktu untuk bertemu para awak media. (*)