Pelayananpublik.id- Dalam mempelajari Alquran, terdapat istilah Asbabun Nuzul atau Asbab An Nuzul.
Asbabun nuzul ini digunakan untuk memahami ayat-ayat Al Quran.
Adapun ungkapan asbabun nuzul atau asbab an-nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “asbab” dan “nuzul”.
Dan, secara etimologi, asbabun nuzul berarti sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu.
Jadi, asbabun nuzul digunakan dalam menafsirkan Alquran dengan mengutamakan sebab akibat turunnya ayat terkait.
Sebenarnya, ada banyak ulama yang berbeda pendapat dalam mendefinisikan tentang asbab an-Nuzul, diantaranya Az-Zarqani, Ash-Shabuni, Shubhi Shaleh dan Manna’ Khalil Al-Qattan.
Namun, semuanya menyimpulkan bahwa asbabun nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Alquran, dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian tersebut.
Asbabun nuzul adalah bahan sejarah yang bisa digunakan untuk memberikan keterangan terhadap turunnya ayat-ayat Alquran dan memberinya konteks dalam memahami perintah-perintahnya. Yang pastinya, bahan-bahan ini hanya melingkupi peristiwa pada masa al-qur’an masih turun atau yang disebut ashr at-tanzil.
Senada, Pan Suaidi dalam Jurnal Almufida (Jurnal Ilmu Ilmu Keislaman) juga menerangkan, meskipun segala fenomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu disebut asbabun nuzul, namun dalam pemakaiannya ungkapan asbabun nuzul khusus digunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al Quran.
Seperti halnya asbab al-wurud yang secara khusus digunakan untuk mengetahui sebab terjadinya hadits.
Bisa dikatakan, asbabun nuzul digunakan sebagai bahan sejarah yang digunakan untuk memberikan keterangan terhadap turunnya ayat-ayat Al Quran. Safril dalam jurnal Syahadah menjelaskan, ilmu ini memberikan pemahaman terhadap hubungan nash dan realitas.
Jenis Asbabun Nuzul
Jenis-jenis asbabun Nuzul bisa dikelompokkan berdasarkan jumlah sebab dan ayat yang turun. Adapun beberapa jenis asbabun nuzul adalah sebagai berikut.
1. Ta’addud Al-Ashbab Wa Al-Nazil Wahid
Ta’addud al-ashbab wa al-nazil wahid adalah sejumlah sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu.
Misalnya ada rentetan kejadian, kemudian yang turun hanya satu ayat atau wahyu.
Berarti turunnya ayat atau wahyu bertujuan untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab.
Contohnya ta’addud al-ashbab wa al-nazil wahid adalah surat Al Ikhlas ayat 1-4:
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ – ٤
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu.(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Sebelum ayat itu turun, banyak orang musyrik di Mekah yang menyembah dewa, berhala dan lainnya. Kemudian Nabi Muhammad SAW mengenalkan Islam yang tentunya ditentang kaum tersebut.
Ayat tersebut juga diturunkan kepada kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah setelah Rasulullah SAW hijrah.
2. Ta’adud An-Nazil Wa Al-Asbab Wahid
Nah, selain beberapa sebab mengakibatkan turun satu wahyu, ada pula satu sebab tapi yang turun beberapa wahyu atau ayat. Ini disebut Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid.
Contoh ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid adalah pada surat Ad-Dukhan ayat 10,15, dan 16. Allah SWT berfirman:
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى السَّمَاۤءُ بِدُخَانٍ مُّبِيْنٍ – ١٠
Artinya: “Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas,” (QS. Ad-Dukhan: 10).
اِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيْلًا اِنَّكُمْ عَاۤىِٕدُوْنَۘ – ١٥
Artinya: “Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali (ingkar).” (QS. Ad-Dukhan: 15).
يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرٰىۚ اِنَّا مُنْتَقِمُوْنَ – ١٦
Artinya: “(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan.” (QS. Ad-Dukhan: 16).
Dalam Alquran, Asbabun nuzul ketiga ayat tersebut terjadi pada saat kaum Quraisy durhaka kepada Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah kemudian berdoa agar mereka (kaum Quraisy) mendapatkan kelaparan sebagaimana pernah terjadi pada zaman Nabi Yusuf AS. Maka, Allah SWT menurunkan penderitaan kepada kaum Quraisy sehingga turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 10.
Kemudian, para kaum Quraisy menghadap Nabi SAW untuk meminta bantuan. Lalu, Rasulullah SAW berdoa kepada Tuhan untuk diturunkan hujan. Allah SWT lalu menurunkan hujan dan turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 15.
Namun, setelah mereka mendapatkan nikmat dari Allah SWT, mereka kembali sesat dan durhaka maka turunlah ayat ke-16. Dalam riwayat tersebut dijelaskan bahwa siksaat yang dimaksud akan turun saat Perang Badar.
Imam As- Suyuthi dalam bukunya Asbabun Nuzul menjelaskan, ilmu asbabun nuzul merupakan rangkaian peristiwa berdasarkan riwayat para sahabat dan tabi’in serta penukilan Al Quran dan as-sunnah.
Tidak ada ruang bagi akal di dalamnya kecuali dengan melakukan tarjih antara berbagai dalil atau menghimpun berbagai dalil yang kerap bertentangan. (*)