Apa Itu DNS Server, Fungsi, Bagian Hingga Cara Kerjanya

Pelayananpublik.id- Jika Anda menggeluti dunia internet, Anda pasti pernah mendengar istilah DNS Server.

Apa Itu DNS Server?

Ketika berselancar di internet, Anda tentu akan mengetik kata kunci atau nama domain untuk menemukan sebuah website.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Misalnya, Anda akan mengetik www.pelayananpublik.id atau pelayananpublik.id pada kolom pencarian laman maka website itu langsung bisa ditampilkan. Nah, disitu ada peran DNS Server yang membuat laman langsung ditampilkan.

Sebab DNS ini merupakan sistem yang bisa mengubah URL sebuah website dalam bentuk IP Adress. Jika tidak ada DNS maka Anda harus mengetikkan alamat IP atau IP Address untuk menemukan website yang Anda cari. Ribet banget kan?

Ketika ingin mengakses Google misalnya, Anda harus menulis 172.217.0.142 ke dalam address bar. Tapi dengan adanya DNS Anda tinggal memasukkan alamat Google.com.

Nah, DNS adalah singkatan dari Domain Name Server, sebuah sistem yang menghubungkan Uniform Resource Locator (URL) dengan Internet Protocol Address (IP Address).

Jadi, DNS adalah sistem yang memperpendek dan mempermudah pekerjaan Anda untuk menemukan website.

Fungsi DNS

Dari pengertian DNS yang sudah dijabarkan di atas, Anda pasti sudah bisa menyimpulkan sendiri apa fungsi dari sistem tersebut.

Begitupun, berikut ini adalah beberapa fungsi dari DNS server.

1. Meminta informasi IP Address sebuah website berdasarkan nama domain;

2. Meminta informasi URL suatu situs atau website berdasarkan IP Address yang dimasukkan;

3. Menemukan server yang tepat untuk mengirimkan email.

Bagian-Bagian DNS

Sebagai sebuah sistem, DNS tentu memiliki bagian-bagian yang mendukung kinerjanya.

Dalam kinerjanya sebagai sebuah sistem DNS menggunakan Dewey Decimal System (DDS).

DDS merupakan kode yang merujuk pada kode topik, nama website dan lainnya.

Di sisi lain, kode yang berlaku pada DNS diurutkan dari belakang.

Nah, sebelum membahas cara kerja DNS, baiknya kita pahami dulu bagian-bagiannya.

1. Root-Level Domain merupakan bagian tertinggi dari hirarki DNS. Biasanya ia berwujud tanda titik (.) di bagian paling belakang sebuah URL.

2. Top-Level Domain, yakni ekstensi yang terdapat pada bagian depan root-level domain. Terdapat dua jenis TLD yang umumnya dipakai. Keduanya, yaitu Generic Top-Level Domain (GTLD) dan Country Code Top-Level Domain (CCLTD).

3. GTLD, yakni bagian yang menjelaskan sifat institusi dari pemilik website. Sebagai contoh misalnya, website untuk tujuan komersial biasanya memiliki ekstensi .COM. Sementara untuk institusi pendidikan biasanya .EDU Dan .GOV untuk lembaga pemerintahan.

4. CCLTD, yakni ekstensi yang menjelaskan asal negara dari pemilik situs. Sebagai contoh adalah website dari Indonesia akan berakhiran .ID, Australia .AU, Inggris .UK dan lain sebagainya.

5. Second-Level Domain, yakni digunakan sebagai identitas institusi atau branding. Dalam kasus URL en.wikipedia.org, yang dimaksud SLD adalah wikipedia.

6. Third-Level Domain atau subdomain yakni bagian dari domain utama yang berdiri sendiri.

7. Hostname atau scheme, yakni bagian yang mengawali sebuah URL. Hostname yang paling banyak digunakan, yaitu HTTPS atau Hypertext Transfer Protocol Secure.

Cara Kerja DNS

Ada beberapa tahapan kerja DNS mulai dari proses query, recursion, root name server dan seterusnya. Berikut ini kami rangkumkan proses kerja DNS server.

1. Tahap DNS Query

Dalam tahap ini DND meminta informasi soal IP Address, yakni saat pengguna mengetikkan URL ke address bar. DNS server kemudian mencari informasi di filehosts. Jika informasi yang dicari tidak ditemukan, server akan berusaha mencari kepingan informasi atau rekam informasi yang pernah tercatat di sistem (cache).

2. Recursive query

Kemudian, pengguna akan memberikan hostname yang mana kemudian DNS Resolver harus berikan jawaban. Ada dua kemungkinan jawaban yang diberikan. Pertama, DNS akan menyediakan informasi relevan setelah mencari di Root Server ataupun Authoritative Name Server. Kedua, browser akan menampilkan pesan error karena informasi tak bisa ditemukan.

3. Iterative query

Selanjutnya ketika pengguna meng-input hostname, DNS resolver akan mencari cache yang relevan di memori. Jika gagal, maka DNS resolver akan mencari informasi di Root Server dan Authoritative Name Server yang paling dekat dan relevan dengan DNS zone.

4. Non-recursive query

Ini merupakan proses pencarian informasi yang tercepat. Tipe ini tidak memerlukan pencarian di Root Server atau Authoritative Name Server karena data yang dicari tersimpan dalam cache.

5. DNS Recursor / DNS Recursive Resolver

Kemudian masuk dalam proses pertama pencarian informasi. Ketika user memasukkan URL dan tidak menemukan hasil yang valid di cache, sistem akan mencari informasi dalam cache penyedia internet atau internet service provider (ISP).

6. Root Name Server

Jika pengguna gagal menemukan informasi di ISP, sistem akan mencari informasi yang Anda butuhkan ke root name server.

Root server semacam ini dikelola organisasi seperti Internet Systems Consortium, Verisign, ICANN, the University of Maryland, and the U.S. Army Research Lab.

7. TLD Name Server

Dari root name server, sistem akan membaca jenis informasi yang dicari dari top-level domain. Setiap TLD seperti .COM, .ORG, .EDU, .ID, .AU, dan sebagainya memiliki server yang spesifik.

Dengan membaca informasi ini, sistem bisa meneruskan pencarian informasi ke server yang benar-benar memiliki data yang dicari.

Setelah menemukan clue di mana server yang diinginkan, informasi akan diteruskan ke authoritative name server. Jenis server satu ini memiliki semua informasi lengkap soal situs web yang dituju.

Proses pencarian ini akan diulang untuk memastikan informasi yang ditampilkan tetap up-to-date. Namun, tentu saja, beberapa informasi ini disimpan dalam bentuk cache di device untuk berjaga-jaga agar proses query berjalan cepat.

Manfaat DNS

DNS banyak digunakan orang dalam berinternet. Ini karena DNS server memiliki beberapa kelebihan. Adapun beberapa manfaat menggunakan DNS Server adalah sebagai berikut.

– User tidak perlu mengingat deretan angka IP address, hanya perlu mengingat nama website.

– User dapat menggunakan nama DNS yang sama meskipun ada perubahan pada IP Address yang digunakan.

– User bisa mengganti dengan IP yang berbeda dengan mudah. Cukup dengan melakukan update data pencocokan DNS dan IP Address. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada Cara Kerja DNS.

– Ketika menggunakan sistem DNS, semua aktivitas transfer data online akan melalui server DNS yang terjaga keamanannya. Sistem tersebut akan mencegah upaya peretasan yang coba dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Jadi, website akan menjadi lebih aman.

Jenis DNS Server

– A Record atau Address record yakni DNS yang menyimpan informasi soal hostname, time to live (TTL), dan IPv4 Address.

– AAA Record yakni DNS yang menyimpan informasi hostname dan hubungannya dengan IPv6 address.

– MX Record yakni DNS yang merekam server SMTP yang khusus digunakan untuk saling berkirim email di suatu domain.

– CNAME Record yakni DNS yang digunakan untuk me-redirect domain atau subdomain ke sebuah IP Address. Lewat fungsi satu ini, Anda tak perlu memperbarui DNS record.

– NS Record yakni DNS yang merujuk subdomain pada authoritative name server yang diinginkan. Record ini berguna jika subdomain Anda di web hosting berbeda dengan domain.

– PTR Record yakni DNS memberikan izin pada DNS resolver untuk menyediakan informasi soal IP Address dan menampilkan hostname (reverse DNS lookup).

– CERT Record yakni DNS yang menyimpan sertifikat enkripsi atau sertifikat keamanan.

– SRV Record yakni yang menyimpan informasi terkait lokasi komunikasi, semacam Priority, Name, Weight, Port, Points, dan TTL

– TXT Record yakni yang membawa dan menyalurkan data yang hanya bisa dibaca oleh mesin.

– SOA Record yakni bagian yang muncul di awal dokumen DNS zone. Bagian yang sama juga merujuk pada Authoritative Name Server serta informasi lengkap sebuah domain.

Demikian ulasan mengenai apa itu DNS server, fungsinya, cara kerja dan jenisnya. Semoga bermanfaat. (*)