Pelayananpublik.id- Konten negatif baik hoax hingga laman yang mengandung malware sering sekali muncul dan tersebar melalui media sosial.
Seringkali pesan berantai berisi undian hadiah, pendaftaran situs pemerintah seperti Kartu Prakerja dan bantuan UMKM muncul melalui aplikasi chatting seperti Whatsapp. Orang awam yang tidak jeli seringkali terjebak membuka bahkan memberikan informasi pribadi dalam website itu.
Padahal itu berbahaya sebab Anda masuk ke situs tidak resmi yang mungkin berisi penipuan hingga sudah disisipi malware.
Padahal situs hoax itu bisa dengan mudah dibedakan dengan melihat domain website-nya.
Founder Bombat Media, Pradna Paramita mengatakan domain website sendiri biasanya ada yang resmi dan ada yang tidak, kodenya pun berdasarkan negara pembuatnya.
“Salah satu cara untuk cek asli atau tidaknya berita adalah dengan cek alamat domain sumber informasi tersebut. Domain atau alamat internet terdapat dalam bentuk generik, yang dapat digunakan siapa saja di mana saja, tanpa verifikasi identitas dan legalitas. Biasanya digunakan untuk keperluaan komersil dan terdiri dari 3 huruf atau lebih, seperti .com, .net, dan .info,” jelasnya dalam webinar dengan tajuk “Think Before Posting!”. Webinar yang digelar pada Senin (28/6/2021).
Lalu, kata dia, ada pula domain negara yang dikelola oleh masing-masing negara di dunia, dengan pendaftaran yang membutuhkan verifikasi identitas atau legalitas.
“Untuk Indonesia, domain negara berupa kode ‘.id’ dan diatur dalam UU ITE & Permenkominfo, serta dikelola oleh PANDI (www.PANDI.id). Terdapat juga sub-domain untuk domain instansi, seperti pemerintah pusat dan daerah yang menggunakan .go.id, serta pemerintah desa yang menggunakan desa.id,” kata dia lagi.
Ia menjelaskan domain negara berfungsi untuk fitur keamanan, dimana dengan pendaftaran situs menggunakan identitas resmi dapat meminimalisir penyelahgunaan situs dengan lebih cepat dilacak oleh pihak berwenang.
Nah sedangkan situs-situs hoax biasanya tidak memakai domain tersebut. Mereka bisa saja memakai domain .xyz dan lainnya.
Selain itu jika ada pesan berantai misalnya mengatasnamakan instansi pemerintah, perhatikan nama websitenya.
Misalnya yang viral belakangan ini adalah hadiah ulang tahun pertamina. Penerima pesan diminta membuka link berjudul Pertamina namun jika dieprhatikan link nya adalah http://8760702.xyz, artinya bukan link ke website resmi instansi tersebut. (*)