Pelayananpublik.id- Dalam kehidupan masyarakat bermacam tradisi seringkali ditemukan. Bermacam tradisi itupun misalnya tradisi keagamaan, adat, atau hanya kegiatan yang rutin dilakukan masyarakat di waktu tertentu.
Intinya, sebuah kegiatan bisa disebut tradisi bila dilakukan secara rutin dan turun temurun.
Secara etimologis, tradisi berasal dari bahasa Latin, yaitu traditio yang artinya diteruskan atau kebiasaan. Dalam bahasa Inggris kata tradisi berasal dari kata traditium, yang artinya segala sesuatu yang ditransmisikan, diwariskan oleh masa lalu ke masa sekarang. Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.
Sementara, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. Pengertian lain dari tradisi adalah penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar.
Tradisi bisa juga disebut sebagai kebiasaan merupakan sesuatu yang sudah dilaksanakan sejak lama dan terus menjadi bagian dari kehiduap suatu kelompok masyarakat, seringkali dilakukan oleh suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.
Pendapat lain mengatakan tradisi adalah segala sesuatu yang diwariskan atau disalurkan dari masa lalu ke masa saat ini atau sekarang.
Tradisi dalam arti yang lebih sempit adalah suatu warisan-warisan sosial khusus yang memenuhi syarat saja yakni yang tetap bertahan hidup di masa kini, yang masih tetap kuat ikatannya dengan kehidupan masa kini.
Pengertian Tradisi Menurut Ahli
– Arriyono (1985) menyebut tradisi merupakan kebiasaan-kebiasaan yang bersifat magis-religius dari kehidupan suatu penduduk asli yang meliputi mengenai nilai-nilai budaya, norma-norma, hukum dan aturan-aturan yang saling berkaitan, dan kemudian menjadi suatu sistem atau peraturan yang sudah mantap serta mencakup segala konsepsi sistem budaya dari suatu kebudayaan untuk mengatur tindakan sosial.
– Azizi (1999) juga menyebut tradisi adalah kebiasaan masyarakat yang telah dilakukan berulang kali dan turun-temurun, menjadi warisan masa lalu yang dilestarikan, dijalankan dan dipercaya hingga saat ini.
– Supardan (2011) menjabarkan bahwa tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan kepercayaan yang secara turun temurun.
– Sztompka (2007) mendefenisikan tradisi sebagai kesamaan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun masih ada hingga kini dan belum dihancurkan atau dirusak. Namun demikian tradisi yang terjadi berulang-ulang bukanlah dilakukan secara kebetulan atau disengaja.
Fungsi Tradisi
Menurut Sztompka (2007), beberapa fungsi tradisi dalam kehidupan bermasyarakat adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Penyedia Fragmen Warisan Historis
Tradisi yang berupa suatu gagasan dan material yang bisa dipergunakan orang dalam tindakan saat ini dan untuk membangun masa depan dengan dasar pengalaman masa lalu.
Seperti misalnya peran yang harus diteladani seperti tradisi kepahlawanan, kepemimpinan karismatis dan lain sebagainya.
2. Memberikan Legitimasi Pandangan Hidup
Fungsi lain tradisi adalah sebagai pemberi legitimasi pada pandangan hidup, keyakinan, pranata dan aturan yang telah ada.
Jadi semua itu butuh pembenaran agar bisa mengikat anggotanya, nah tradisi adalah legitimasinya.
3. Menyediakan Simbol Identitas Kolektif
Tradisi menyediakan simbol identitas kolektif yang meyakinkan, memperkuat loyalitas primodial kepada bangsa, komunitas dan kelompok. Seperti tradisi nasional dengan lagu, bendera, emblem, mitologi dan ritual umum.
4. Sebagai Tempat Pelarian
Sebagian kalangan akan menjadikan tradisi tempat pelarian. Sebab tradisi mengesankan masa lalu yang lebih bahagia menyediakan sumber pengganti kebangaan jika masyarakat berada dalam kritis.
Misalnya, tradisi kedaulatan dan kemerdekaan di masa lalu bisa membantuk suatu bangsa untuk bertaan hidup ketika berada dalam penjajahan. Tradisi kehilangan kemerdekaan, cepat atau lambat akan merusak sistem tirani atau kediktatoran yang tidak berkurang di masa kini.
Sumber Tradisi
Menurut Djamil dkk (2000), tradisi atau adat istiadat suatu bangsa khususnya di Indonesia timbul dari perpaduan pengaruh dari kebudayaan Hindu Budha, animisme dan dinamisme.
1. Kepercayaan Hindu Budha
Masyarakat masih berpegang teguh pada adat istiadat agama Hindu Budha. Pada dasarnya budaya di masa Hindu Budha merupakan manifestasi kepercayaan Jawa Hindu Budha semenjak datangnya agama Hindu Budha di Jawa. Namun itu mulai hilang sejak Islam masuk di Indonesia khususnya Jawa.
Islam masuk ke Indonesia dengan cara damai. Maka ketika masuk ke Indonesia, Islam tidak lantas menghapus semua ritual dan kebudayaan Hindu Budha yang telah lama mengakar dalam masyarakat Indonesia. Maka terjadilah akulturasi yang membentuk kekhasan dalam Islam yang berkembang di Indonesia, khususnya Jawa.
2. Animisme
Animisme dalam filsafat adalah doktrin yang menempatkan asal mula kehidupan mental dan fisik dalam suatu energi yang lepas atau berbeda dari jasad, atau animisme adalah teori bahwa segala objek alam ini bernyawa atau berjiwa, mempunyai spirit bahwa kehidupan mental dan fisik bersumber pada nyawa, jiwa, atau spirit.
Sejarah Agama memandang bahwa istilah animisme digunakan dan diterapkan dalam suatu pengertian yang lebih luas untuk menunjukkan kepercayaan terhadap adanya makhluk-makhluk spiritual yang erat sekali hubungannya dengan tubuh atau jasad.
3. Dinamisme
Dinamisme adalah kepercayaan keagamaan primitif pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu ke Indonesia, dengan berpedoman bahwa dasarnya adalah kekuatan yang Maha Ada yang berada dimana-mana. Dinamisme disebut juga pre-animisme yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai mana. Bahwa mana tidak hanya bisa terdapat pada benda, orang, dan hewan saja, melainkan juga situasi atau keadaan tertentu.
Macam-Macam Tradisi
Menurut Koencjaraningrat (1985), ada dua tradisi yang ada di Indonesia yakni Tradisi Ritual Agama dan Tradisi Ritual Budaya
– Tradisi Ritual Agama, mempunyai bentuk atau cara melestarikan serta maksud dan tujuan yang berbeda-beda antara kelompok masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya.
Perbedaan ini disebabkan oleh adanya lingkungan tempat tinggal, adat, serta tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Agama-agama lokal atau agama primitif mempunyai ajaran-ajaran yang berbeda yaitu ajaran agama tersebut tidak dilakukan dalam bentuk tertulis tetapi dalam bentuk lisan sebagaimana terwujud dalam tradisi-tradisi atau upacara-upacara.
Sistem ritual agama tersebut biasanya berlangsung secara berulang-ulang baik setiap hari, setiap musim, atau kadang-kadang saja.
– Tradisi Ritual Budaya
Orang Jawa di dalam kehidupannya penuh dengan upacara, baik upacara yang berkaitan dengan lingkaran hidup manusia sejak dari keberadaannya dalam perut ibu, lahir, kanak-kanak, remaja, sampai saat kematiannya, atau juga upacara-upacara yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan sehari-hari dalam mencari nafkah, khususnya bagi para petani, pedagang, nelayan, dan upacara-upacara yang berhubungan dengan tempat tinggal, seperti membangun gedung untuk berbagai keperluan, membangun, dan meresmikan rumah tinggal, pindah rumah, dan sebagainya.
Contoh Tradisi di Indonesia
1. Meugang
Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Aceh. Mereka menyembelih seekor kerbau dan dagingnya dimakan menjelang masa puasa. Warga Aceh dapat membeli kerbau ini dengan cara patungan. Di masyarakat Aceh kegiatan Meugang ini tidak hanya diadakan sebelum hari raya Idul Fitri saja, tetapi juga ketika hari raya Idul Adha.
2. Erpangir
Tradisi ini digunakan masyarakat batak dan karo di Sumut ketika menyambut hari besar. Mereka akan mandi di sungai dan keramas dengan tujuan menghilangkan sial dari tubuh.
3. Tradisi Bagi Angpao
Angpao tentu hanya ada di hari besar kaum Tionghoa, yakni membagi uang dalam amplop untuk sanak saudara. Namun kini sudah diadaptasi ke agama lain seperti Islam yang juga membagikan THR kepada sanak saudara saat Lebaran.
4. Mudik
Mudik merupakan tradisi unik di Indonesia. Mudik besar-besaran biasanya hanya terjadi pada menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri. Padahal pulang kampung atau mudik seharusnya bisa dilakukan kapan saja, namun karena tradisi bermaafan dan berkumpul keluarga, maka mudik seperti kewajiban dilakukan setiap tahun.
5. Upah-upah
Upah-upah dilakukan masyarakat Sumatera sebagai bentuk rasa syukur, misalnya tamat kuliah, sembuh dari sakit, terhindar dari marabahaya dan lainnya. Dalam acara upah-upah biasanya ada makanan yang diberikan kepada yang bersangkutan seperti ayam kampung, ikan mas, telur ayam, garam dan lainnya.
Penyebab Perubahan Tradisi
Tradisi dalam suatu tatanan masyarakat tentu saja bisa berubah. Dalam hal ini penyebabnya adalah banyaknya tradisi dan bentrokan antara tradisi satu dengan tradisi lainnya. Benturan tersebut bisa terjadi antara tradisi masyarakat atau antara kultur yang berbeda atau didalam masyarakat tertentu.
Perubahan tradisi dari segi kuantitatifnya terlihat dalam jumlah penganut atau pendukungnya. Rakyat bisa ditarik untuk mengikuti tradisi tertentu yang selanjutnya mempengaruhi semua rakyat satu negara atau bahkan bisa mencapai skala global.
Perubahan tradisi dari segi kualitatifnya adalah perubahan kadar tradisi, gagasan, simbol dan nilai tertentu ditambahkan dan yang lainnya dibuang.
Demikian ulasan mengenai apa itu tradisi, fungsi, macam, sumber hingga penyebab perubahan tradisi. Semoga bermanfaat. (*)