Pelayananpublik.id- Wali Kota Medan Bobby Nasution didemo wartawan. Para jurnalis geram dengan sikap para pengawal Bobby yang dianggap merendahkan pers.
Wartawan juga menyebut para pengawal Bobby sebagai panglima talam.
Apa arti panglima talam itu? Mengapa wartawan menempatkan istilah panglima talam terhadap para pengawal Bobby?
Panglima talam ini sendiri merupakan istilah yang disebut untuk orang-orang yang ada di sekitar raja namun dengan konotasi negatif.
Panglima Talam adalah sebutan dari istilah Melayu untuk orang para pengawal raja yang merasa sebagai panglima dan saat-saat tertentu dapat berlaku seperti raja.
Panglima Talam digambarkan sebagai seorang yang membawa talam besar. Talam itu berisi apa yang disukai raja, artinya orang yang suka menyenangkan raja secara berlebihan.
Nah, panglima talam rupanya tak hanya dicap sebagai orang yang bersifat buruk, tapi juga merugikan sang raja itu sendiri.
Sebab dengan sikapnya itu justru raja bisa ikut malu karena tak tahu menahu hal yang sebenarnya di lapangan.
Mengutip tulisan Dr. Chazali H. Situmorang, Pemerhati Kebijakan Publik, Dosen FISIP UNAS berjudul “Panglima Talam di Sekitar Raja” ada ukuran yang bisa dilihat sebagai rakyat biasa terhadap mereka-mereka yang termasuk panglima talam, di antaranya:
1. Senang menyajikan makanan dan kue-kue yang dibawanya di atas talam, tentu dengan lezat. Padahal sebagai panglima tugasnya bukan membawa talam berisi makanan, tetapi mengawal, menjaga keamanan dan keselamatan “Raja”. Tatapi supaya mendapat pujian “Raja”, tidak ada persoalan, dia yang membawa talam.
2. Memberikan laporan yang bagus-bagus saja. Jika ada masalah disembunyikan dengan rapi dengan berbagai cara. “Raja” senang, panglima talam pun kembang hidungnya.
3. Memberikan masukan kepada “Raja”, sesuai dengan pikiran dan kapasitas berpikir sang “Raja”. Sehingga “Raja” tidak merasa berat dalam menyelenggarakan roda pemerintahan. Panglima talam pun disegani dan ditakuti pembantu “Raja”
4. Membiarkan sesuatu yang salah yang disampaikan “Raja” pada rakyatnya, karena panglima talam tidak mau ambil resiko tidak disenangi “Raja”.
Nah, lalu mengapa wartawan mencap para pengawal Bobby Nasution sebagai Panglima Talam?
Bisa jadi karena sikapnya yang berlebihan menolak wartawan yang datang dengan niat wawancara. Pengawal mungkin langsung menolak tanpa memberitahu sang wali kota terlebih dahulu.
Sebagai informasi hari ini wartawan Medan mendemo Kantor Wali Kota Medan. Mereka melayangkan protes terhadap sikap pengawal Bobby Nasution yang menolak bahkan mengusir wartawan yang sudah menunggu dari siang hingga sore untuk bertemu sang Wali Kota guna diwawancara.
Bobby sendiri merupakan menantu Presiden RI sehingga pengamanannya menggunakan protokol keselamatan keluarga Presiden.
Jadi dimanapun, Bobby pasti dikawal oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), begitu juga istrinya Kahiyang Ayu.
Di sisi lain, Bobby adalah pejabat publik yang seharusnya mendukung keterbukaan informasi. Sehingga sikap pengawalnya yang mengusir wartawan perempuan itu sangat bertolak belakang dengan itu. (*)