Pelayananpublik.id – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengikuti kontestasi Pilkada serentak di 230 daerah. Dari jumlah Pilkada tersebut PKS mengusung 65 kadernya.
Dalam kontestasi politik, PKS adalah partai yang paling diperhitungkan dalam mengamankan suara saat hari pencoblosan sampai tahap rekapitulasi akhir di KPU.
PKS sangat tersohor dengan keakuratannya dalam perhitungan suara. Tentunya, PKS bersama saksi atau kadernya paling sering diberdayakan dalam proses penghitungan suara pilkada.
Bahkan pada Pilpres tahun 2019 lalu. Calon Presiden Prabowo Subianto mendatangi langsung kantor DPP PKS untuk mendengarkan pemaparan hasil Pilpres 2019. Pada kala itu, hasil perhitungan suara pilpres versi PKS tidak diumumkan.
Sedangkan dalam kontestasi Pilkada, proses penghitungan suara akan lebih cepat dibandingkan dengan Pileg. PKS diyakini bakal segera mungkin akan mendapatkan hasil siapa pemenang pada Pilkada. Mungkin hanya dalam 1 atau 2 jam setelah TPS ditutup, PKS sudah memegang hasilnya.
Kemampuan saksi atau kader PKS dalam perhitungan suara sangat berbeda jauh dari saksi-saksi dari partai lain.
Hal paling sederhana seperti yang terjadi di Pileg 2019 lalu, di mana banyak saksi dari partai politik yang tidak membawa C1 salinan pada tahan rekapitulasi di kecamatan. Sangat berbeda dengan saksi dari PKS yang selalu membawa C1 salinan.
Itu masih contoh sederhana, bahkan saksi dari PKS memiliki kemampuan sampai detail pengisian C1. Wajar kiranya saksi PKS banyak mengkoreksi hasil rekapitulasi jika dirasa janggal.
Soal pengamanan suara, jangan ditanya. Kader-kader militan PKS rela untuk tidur di sekitar lokasi kotak suara untuk melakukan penjagaan.
Melihat dari proses penghitungan suara Pilkada yang terbilang cepat. Kecurangan dalam perhitungan suara juga sangat minim terjadi. Ya, PKS sangat mungkin mendapatkan hasil perhitungan suara Pilkada dalam waktu singkat dengan cara menghitung suara dari seluruh TPS.
Namun, melihat dari sikap politiknya, PKS diyakini bakal segera mungkin mengumumkan hasil pilkada, jika menang. Seballiknya, jika hasilnya tidak menang. Kemungkinan PKS tidak akan mengumumkan kekelahannya.
Mungkin, jika dalam waktu 1 malam jika PKS tidak mengumunkan hasil perhitungan suara di suatu Pilkada. Disinyalir, PKS kemungkinan kalah di daerah tersebut. Mungkin ini bisa jadi pertanda bagi publik atau lawan politiknya.
Salah satu medan tempur PKS yakni di Pilkada Kota Medan. Di mana PKS mengusung Akhyar Nasution – Salman Alfarisi. Lawannya adalah menantu Presiden RI yakni Bobby Nasution berpasangan dengan Aulia Rachman.
Salman Alfarisi adalah kader PKS. Sebelum mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Wali Kota Medan Nomor Urut 1, dia menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Sumut.
Pilkada Kota Medan tahun 2020 ini menjadi sorotan publik lantaran menantu presiden ikut serta dalam kontestasi tersebut.
Mari kita tunggu, apakah PKS akan segera mengumumkan hasil Pilkada Kota Medan dalam waktu singkat atau tidak.
Penulis : Jurnalis Demokrasi