Pelayananpublik.id- Salahsatu penyakit yang umum diderita masyarakat adalah diare. Setelah makan pedas kemudian perut mules lalu Anda buang air besar lebih sering, nah itu bisa jadi diare.
Diare sering dikenal dengan istilah mencret yakni kondisi seseorang yang mengalami masalah pencernaan sehingga BAB dengan kondisi tinja encer dan frekuensinya juga lebih sering.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2017 dari Kemenkes RI, jumlah kasus diare seluruh Indonesia adalah sekitar 7 juta, dan paling banyak terjadi di provinsi Jawa Barat dengan 1,2 juta kasus.
Kelompok usia yang terbanyak mengalami diare adalah balita, yaitu sebanyak 16.7 persen.
Prevalensi diare sedikit lebih tinggi pada anak laki-laki (14.8 persen) dibandingkan dengan anak perempuan (12.5 persen). Hasil penelitian juga memerlihatkan bahwa prevalensi diare paling tinggi terjadi pada anak yang tinggal di rumah tanpa akses air bersih yaitu 18.4 persen.
(Data diambil dari hasil riset Departemen Kesehatan RI tahun 2007)
Apa Yang Terjadi pada Perut Saat Diare
Pada umumnya, diare terjadi akibat makanan dan minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit. Virus atau bakteri bisa datang dari makanan, air atau tangan yang kurang bersih.
Bakteri penyebab diare yang paling terkenal adalah E Coli. Tapi sebenarnya ada banyak bakteri yang turut berpartisipasi dalam terjadinya kondisi ini seperti V. cholera, Shigellae, C. difficile, Y. enterocolitica, dan salmonellae.
Pada umumnya, diare yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri disebabkan racun yang dikeluarkan oleh mikroorganisme tersebut. Akan tetapi, cara kerja racun tersebut berbeda-beda dalam usus.
Ada bakteri yang menyebabkan peradangan usus, contohnya C. difficile.
Ia dapat mengeluarkan racun yang memicu peradangan usus. Keadaan ini ditandai dengan datangnya berbagai sel darah putih pada daerah usus, yang nantinya menyebabkan pelebaran pembuluh darah usus.
Peradangan kemudian menyebabkan sel-sel pada permukaan usus rusak atau mati, sehingga akan terjadi gangguan penyerapan cairan di usus dan akhirnya terjadilah diare.
Sedangkan peradangan yang diakibatkan E Coli juga parah, karena bakteri ini dapat masuk ke dalam dinding usus, sehingga menyebabkan reaksi peradangan. Biasanya, diare yang disebabkan reaksi bakteri E. coli disertai dengan darah (disentri).
Sementara itu, infeksi bakteri kolera menyebabkan karakteristik diare berair, seperti air cucian beras. Hal ini disebabkan oleh racun kolera, yang menganggu penyerapan dan pengeluaran ion pada saluran cerna, sehingga mengakibatkan gangguan transportasi ion.
Selain kolera, ada juga beberapa jenis bakteri E. coli yang dapat menyebabkan gangguan tranportasi ion pada saluran cerna, serta merusak rambut-rambut halus dalam usus (vili usus).
Penyebab Diare
1. Makanan tertentu sulit dicerna usus, contoh makanan manis
2. Keracunan makanan
3. Infeksi bakteri
4. Infeksi virus
5. Infeksi jamur
6. Intoleransi Laktosa
7. Efek samping obat
8. Penyakit radang usus
Jenis Diare
Tergantung dari berapa lama durasinya berlangsung, masalah buang-buang air dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Diare akut
Diare akut berlangsung selama kurang lebih 3 hari hingga seminggu. Kebanyakan orang mengalami mencret jangka pendek karena adanya infeksi pada saluran pencernaan.
2. Diare kronis
Diare kronis berlangsung lebih dari 4 minggu atau bahkan lebih. Kondisi ini kurang umum dan biasanya disebabkan oleh kondisi medis, alergi, obat-obatan, atau infeksi kronis.
Gangguan pencernaan yang bisa menyebabkan mencret kronis termasuk Inflammatory Bowel Disease (penyakit radang usus) atau Irritable Bowel Syndrome (IBS atau sindrom iritasi usus)
Gejala Diare
– Perut terasa mulas.
– Tinja lembek cenderung encer (buang air besar cair) atau bahkan berdarah.
– Mengalami dehidrasi.
– Pusing, lemas, dan kulit kering.
– Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi kuman di usus besar. Namun, diare yang berlangsung lama dapat terjadi akibat radang di saluran pencernaan.
Pengobatan dan Pencegahan Diare
1. Cara Tradisional
Ada banyak cara tradisional untuk menyembuhkan diare, salahsatunya adalah mengonsumsi daun jambu biji.
2. Obat anti diare
Biasanya orang mengalami diare ringan tidak perlu obat, diare akan usai dalam waktu 1-2 hari. Tapi jika sudah berat banyak pilihan obat deare yang bisa dikonsumsi. Anda juga bisa meminum oralit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
3. Ke IGD
Jika diare tak kunjung membaik, kondisi tubuh akan memburuk karena lama kelamaan tubuh akan kehilangan cairan akibat dehidrasi.
Jika demikian, segera hubungi dokter atau pergi klinik terdekat, karena Anda akan butuh cairan infus.
Anda perlu menghubungi dokter jika kondisi Anda lemas tak bertenaga, mencret disertai muntah, feses hitam tanda ada pendarahan di perut, apalagi fungsi vital menurun.
Untuk mencegah diare, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan makanan, serta hindari konsumsi makanan dan meminum air yang tidak dimasak hingga matang.
Demikian ulasan mengenai diare, gejala, penyebab dan pengobatannya. Semoga bermanfaat. (*)