Apa Itu Studi Kasus, Manfaat, Tujuan, Jenis Hingga Contohnya

Pelayananpublik.id– Salah satu istilah umum dalam penelitian ilmiah adalah studi kasus. Biasanya sebuah penelitian ilmiah atau penelitian sosial akan berangkat dari satu ada beberapa studi kasus yang kemudian diteliti dan diambil kesimpulannya.

Secara sederhana studi kasus dapat diartikan sebagai studi intensif tentang seseorang, sekelompok orang atau unit, yang bertujuan untuk menggeneralisasi beberapa unit.

Pengertian studi kasus adalah laporan informasi deskriptif tentang data penelitian percobaan atau eksperimen, proyek, peristiwa atau analisis.

bank sumut selamat hari raya idul fitri

Studi kasus juga digambarkan sebagai investigasi intensif dan sistematis dari satu individu, kelompok, komunitas atau unit lain di mana peneliti memeriksa data mendalam yang berkaitan dengan beberapa variabel.

Ketika menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan saat menggunakan pendekatan studi kasus, metode penelitian ini memungkinkan peneliti untuk mengambil topik atau fenomena yang kompleks dan luas, dan mempersempitnya menjadi pertanyaan penelitian yang dapat dikelola.

Nah, biasanya peneliti mengumpulkan dataset kualitatif atau kuantitatif tentang suatu fenomena tersebut. Dengan demikian peneliti memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang fenomena daripada yang akan diperoleh hanya dengan menggunakan satu jenis data.

Terkait metodenya, studi kasus bisa dihasilkan dengan mengikuti metode penelitian formal. Studi kasus cenderung muncul di tempat-tempat penelitian formal, sebagai jurnal dan konferensi profesional, daripada karya-karya populer.

Begitupun, studi kasus banyak digunakan dalam disiplin dan profesi, mulai dari psikologi, antropologi, sosiologi, dan ilmu politik hingga pendidikan, ilmu klinis, pekerjaan sosial, dan ilmu administrasi.

Menurut Yin (1996), studi kasus merupakan proses pencarian pengetahuan yang empiris untuk menyelidiki dan meneliti berbagai fenomena dalam konteks kehidupan nyata.

Menurut dia, pendekatan studi kasus bisa diterapkan jika batas antara fenomena dan konteks kehidupan nyata terlihat samar atau tidak terlihat secara jelas serta ada berbagai sumber yang dapat dijadikan acuan bukti dan penggalian informasi.

Sementara menurut Pollit & Hungler (1990) pengertian studi kasus adalah penentuan dinamika mengenai pertanyaan lebih lanjut mengapa seseorang berpikir, melakukan sesuatu, atau bahkan mengembangkan diri.

Pengertian studi kasus menurut Tellis (1997) adalah suatu metode yang memiliki unit analisis yang lebih mengacu pada sistem tindakan yang dilakukan dibanding pada individunya sendiri atau suatu lembaga tertentu.

Sedangkan pengertian studi kasus menurut Bimo Walgito (2010) adalah sebuah metode yang bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki suatu kejadian atau fenomena mengenai individu, seperti riwayat hidup seseorang yang menjadi objek penelitian.

Dalam studi kasus objek yang diteliti bisa berupa individu, organisasi, peristiwa, atau tindakan, yang ada di waktu dan tempat tertentu.

Tujuan dan Manfaat Studi Kasus

Secara umum, para peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus bertujuan memahami objek yang ditelitinya.

Dan secara khusus studi kasus digunakan untuk menjelaskan dan memahami objek yang ditelitinya secara khusus sebagai suatu ‘kasus’.

Sebab studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

Studi kasus juga merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden.

Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga keterpercayaan (trust-worthines) serta terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.

Adapun tujuan studi kasus secara spesifik berdasarkan bidang tertentu adalah sebagai berikut:

– Tujuan di balik studi kasus psikolog adalah mencari informasi mendalam tentang otak manusia, perilaku, atau pemikiran kognitif.

– Tujuan studi kasus sosiolog akan serupa dengan psikolog, kecuali yang melihat ke dalam perilaku atau interaksi di dalam, antara, atau di sekitar komunitas, kelompok, atau organisasi.

– Tujuan dari studi kasus para ilmuwan adalah untuk bereksperimen di antara teori atau menghasilkan teori baru. Para ilmuwan dapat mengembangkan hipotesis dan merinci melalui penelitian mereka dan bereksperimen ketika memproses melalui jenis studi kasus pilihan mereka.

Jenis Studi Kasus

1. Eksplanatori

Studi kasus jenis eksplanatori adalah studi kasus yabg bertujuan untuk menjawab pertanyaan ‘bagaimana’ atau ‘mengapa’, ketika peneliti hampir tidak memiliki kendali atas peristiwa yang dijelaskan.

Biasanya studi kasus jenis ini berfokus pada fenomena dalam konteks situasi kehidupan nyata. Contoh: Studi kasus pengaruh peristiwa politik atau ekonomi pada perang dan krisis global.

2. Eksploratori

Studi kasus jenis eksploratori adalah yang bertujuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ‘apa’ atau ‘siapa’.

Biasanya studi kasus eksplorasi disertai dengan metode pengumpulan data tambahan seperti wawancara, kuesioner, eksperimen, dan lain-lain.

Studi kasus eksplorasi biasanya merupakan pendahulu untuk proyek penelitian berskala besar yang formal. Studi kasus ini digunakan untuk memberikan lebih banyak informasi latar belakang daripada studi kasus biasa, untuk membandingkan hasil dengan lebih baik, dan untuk memungkinkan para peneliti mendedikasikan lebih banyak waktu untuk mempelajari informasi yang diperlukan untuk percobaan atau kasus mereka.

3. Deskriptif

Jenis yang ketiga adalah studi kasus deskriptif. Studi kasus jenis ini bertujuan untuk menganalisis urutan peristiwa tertentu, yang terjadi di masa lalu.

Adapun topik yang diteliti bisa mencakup budaya atau sejarah. Saat peneliti mencoba menjelaskan suatu fenomena tertentu. Tujuan dari studi kasus deskriptif adalah untuk dapat membandingkan pertemuan baru dengan teori yang sudah ada sebelumnya.

Berdasarkan Permasalahan Penelitian

1. Studi Kasus Intrumental Tunggal

Studi kasus instrumental tunggal (single instrumental case study) merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan dengan menggunakan sebuah kasus untuk menggambarkan suatu isu. Dalam penelitian ini, peneliti memperhatikan dan mengkaji suatu isu yang menarik perhatiannya, dan menggunakan sebuah kasus sebagai sarana (instrumen) untuk menggambarkannya secara terperinci.

2. Studi Kasus Jamak

Studi kasus jamak (collective or multiple case study) merupakan penelitian studi kasus yang menggunakan banyak (lebih dari satu) isu atau kasus di dalam satu penelitian. Fokus dalam penelitian hanya pada satu isu dan memenfaatkan banyak kasus untuk menjelaskannya.

Selain itu, penelitian ini juga bisa hanya menggunakan satu kasus (lokasi), tetapi dengan banyak isu yang diteliti. Penelitian ini juga bisa bersifat sangat kompleks, sebab terfokus pada banyak isu atau perhatian dan menggunakan banyak kasus untuk menjelaskannya.

3. Studi kasus mendalam

Studi kasus mendalam (intrinsic case study) merupakan penelitian yang dilakukan pada suatu kasus yang mempunyai kekhasan dan keunikan yang tinggi. Penelitian ini berfokus pada kasus itu sendiri, baik sebagai lokasi, program, kejadian atau kegiatan.

Penelitian ini mirip dengan penelitian naratif, tapi mempunyai prosedur kajian yang lebih terperinci pada kasus dan kaitannya dengan lingkungan disekitarnya secara terintegrasi dan apa adanya. Secara lebih khusus, dapat dikatakan bahwa studi kasus mendalam merupakan pnelitian yang sangat terikat pada konteksnya, atau sangat terikat pada lokusnya (site-case).

Contoh Studi Kasus

Ada banyak contoh studi kasus yang boasanya dilakukan peneliti.

Salahsatu contoh adalah strudi kasus yang bertujuan mempelajari masalah psikologis seperti perkembangan anak yang dibesarkan oleh orang tua tunggal. Ini bisa mengambil dari beberapa sampel anak yang dibesarkan oleh single parent.

Contoh lain adalah studi kasus perubahan sikap anak-anak sekolah yang dirumahkan selama pandemi Covid-19.

Demikian ulasan mengenai pengertian studi kasus, manfaat, tujuan, jenis hingga contohnya. Semoga bermanfaat. (*)