Pelayananpublik.id- Salahsatu penyakit yang umum diderita warga Indonesia adalah demam berdarah atau DBD. DBD dengan mudah menjangkiti warga Indonesia karena dari segi lokasi dan kebersihan masih banyak orang yang tinggal bersama nyamuk.
Ya, DBD dibawa oleh nyamuk dan orang yang menderita DBD pasti pernah atau sering digigit nyamuk. Dengan demikian rumah yang banyak nyamuknya akan lebih rentan menjadi tempat penularan penyakit ini.
Dari pengalaman beberapa orang yang pernah mengalami DBD, gejala yang dirasakan bisa tidak terlalu parah tapi ada juga yang sangat parah bahkan mematikan.
Perkembangan penyakit DBD di Indonesia lumayan memprihatinkan.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan, di Indonesia sejak 1 Januari sampai 4 April 2020 tercatat 39.876 kasus DBD.
Angka terbanyak di Jawa Barat (5.894 kasus), Nusa Tenggara Timur (4.493 kasus), Lampung (3.682 kasus), Jawa Timur (3.045 kasus), dan Bali (2.173 kasus).
Pada periode yang sama, tercatat 254 kasus kematian. Kasus tertinggi di Nusa Tenggara Timur (48 kasus), Jawa Barat (30 kasus), Jawa Timur (24 kasus), Jawa Tengah (16 kasus), dan Lampung (16 kasus).
Meski bisa disembuhkan, DBD tentu tidak bisa disepelekan. Karena baru-baru ini saat Indonesia sibuk memberantas Covid-19, DBD justru telah bergerak membunuh 254 korbannya.
Apa Itu DBD dan Apa Sebabnya
DBD adalah demam berdarah dengue yakni penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue. Sarana penularan demam berdarah sendiri berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus.
DBD bisa menjangkiti orang pernah mengalami infeksi virus dengue sebelumnya, orang yang tinggal atau bepergian ke daerah tropis, bayi, anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan kekebalan tubuh yang lemah.
Disebut demam “berdarah” karena virus tersebut bisa membuat kerusakan jaringan pembuluh darah, sehingga penderita mungkin bisa mengalami pendarahan pada gusi, hidung ataupun di bawah kulit.
Penyebab Demam Berdarah
Penyakit demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua nyamuk dapat menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang.
Penularan DBD terjadi saat nyamuk menggigit dan menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue, ketika nyamuk tersebut mengigit orang lain, maka virus akan tersebar. Hal tersebut terjadi karena nyamuk berperan sebagai medium pembawa (carrier) virus dengue tersebut
Gejala DBD
– Demam tinggi hingga 40 derajat Celsius;
– Nyeri kepala berat;
– Nyeri pada sendi, otot, dan tulang;
– Nyeri pada bagian belakang mata;
– Nafsu makan menurun;
– Mual dan muntah;
– Pembengkakan kelenjar getah bening;
– Ruam kemerahan sekitar 2-5 hari setelah demam;
– Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening; dan
– Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit.
Bagi penderita yang mengalami gejala tersebut biasanya akan dicek darah terlebih dahulu. Jika positif dengue, maka penderita harus dirawat di rumah sakit.
Saat demam berdarah terlambat untuk ditangani, maka komplikasi akan terjadi yang juga disebut dengue shock syndrome (DSS).
DSS bisa ditandai dengan adanya pendarahan, contohnya mimisan, gusi berdarah, perdarahan di bawah kulit, muntah hitam, batuk darah, maupun buang air besar dengan feses kehitaman karena ada pendarahan dalam perut.
DSS juga bisa ditandai dengan tekanan darah menurun, kulit basah dan terasa dingin, enyut nadi melemah, frekuensi buang air kecil menurun dan jumlah urine yang keluar sedikit, mulut kering, Sesak nafas atau pola napas tidak beraturan.
Penanganan yang tepat dan cepat harus dilakukan ketika pengidap sudah mengalami DSS. Jika tidak segera dilakukan penanganan, maka bisa mengakibatkan gangguan fungsi organ tubuh yang berujung pada kematian.
Pencegahan DBD
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Istilah ini sangat benar karena jika sudah mengalami sakit apalagi DBD rasanya sangat tidak enak.
Anda akan merasakan sakit kepala, demam, tidak bisa makan serta lemas sepanjang hari.
Untuk itu, sebelum terjangkit Anda harus mencegahnya. Mencegah DBD berarti Anda harus mencegah gigitan nyamuk.
Bagaimana caranya?
1. Memberantas sarang nyamuk yang dilakukan dalam dua kali pengasapan insektisida atau fogging dengan jarak 1 minggu;
2. Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, minimal setiap minggu;
3. Menutup rapat tempat penampungan air;
4. Melakukan daur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti;
5. Mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah;
6. Memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah;
7. Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit dikuras;
8. Menggunakan kelambu saat tidur;
9. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk;
10. Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian;
11. Anak usia 9-16 tahun seharusnya divaksinasi dengue, sebanyak 3 kali dengan jarak 6 bulan;
12. Selain itu, pastikan Anda makan dan minum dengan sehat seperti mengonsumsi cukup protein, vitamin dari buah dan sayur dan lainnya agar imunitas tubuh Anda terjaga.
Demikian ulasan mengenai DBD atau Deman Berdarah Dengue mulai pengertian, gejala, pencegahan dan penanganannya. Semoga bermanfaat. (*)