Ombudsman Sikapi Kritik Leonardo DiCaprio Soal Polusi Udara di Cilegon

Pelayananpublik.id – Ombudsman RI Perwakilan Banten minta kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap izin-izin terkait lingkungan yang dimiliki oleh Pabrik-pabrik di Kota Cilegon, Banten.

Hal itu dikatakan Kepala Ombudsman RI Perwakilan Banten, Dedy Irsan saat ditanya wartawan terkait isu polusi udara di Kota Cilegon yang dikampanyekan oleh aktor Leonardo DiCaprio.

“Ombudsman akan cek apakah mereka (pengelola pabrik) beroperasi masih sesuai dengan aturan yang berlaku atau tidak. Kami juga akan koordinasi dengan dinas tekait. Juga soal ambang batas lingkungan yang berdampak kepada masyarakat akan dicek,” jawab Dedy lewat pesan digital, Senin (2/3/2020).

Menurutnya, Pemerintah Kota Cilegon harus proaktif mengontrol dan mengawasi secara serius persoalan polusi udara tersebut, sehingga memastikan masyarakat khususnya di Kota Cilegon dapat tetap menghirup udara yang bersih dan sehat.

“Semua pihak harus dipikirkan. Di satu sisi, pabrik juga bermanfaat untuk investasi dan menampung tenaga kerja. Tetapi yang juga penting harus tetap mengedepankan keselamat dan kesehatan masyarakat lingkungan sekitar, sehingga menjadi harmoni,” terang Dedy.

(foto : Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Banten Dedy Irsan. ist)

Untuk diketahui, aktor Leonardo DiCaprio mengunggah satu foto berlatar belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya yang terletak di Kota Cilegon, Banten.

Leonardo DiCaprio menggungah foto itu pada Senin (24/2/2020) lalu disertakan keterangan soal polusi udara yang disebabkan oleh pembakaran energi fosil.

Kendati foto yang diunggah Leonardo berlatar Kota Cilegon, namun aktor terkenal itu tidak memberikan data atau hasil penilitian terkait dampak polusi di lingkungan sekitar pabrik.

Dia hanya memberikan keterangan di instagram secara global. Berikut keterangan dari Leonardo :

“Para peneliti menemukan bahwa kematian paling dini akibat polusi udara yang berhubungan dengan bahan bakar fosil pada tahun 2018 adalah di Cina daratan (1,8 juta), India (1 juta), dan Amerika Serikat (230.000). Akibatnya, ketiga negara itu juga menghadapi biaya tahunan tertinggi: $ 900 miliar di Cina, $ 600 miliar di AS, dan $ 150 miliar di India,” tulis Leonardo di instagram dan telah disukai hingga 301.971.

Foto dan keterangan yang dibuat Leonardo dikutip dari akun instagram yaleenvironment360. (tim).