Pelayananpublik.id – Mahasiswa Universitas Banten Jaya (Unbaja) akan kembali menggelar aksi menolak sistem parkir berbayar, Selasa (04/02/2020).
Terkait rencana demo tersebut, Gubernur Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Unbaja, M. Ridho Ali Murtadho, angkat bicara.
Menurutnya wacana parkir berbayar di kampus Unjaba perlu dikaji ulang. Ia mengatakan, kebijakan itu selain membuat antre kendaraan, juga memberatkan mahasiswa.
“Sudah uang kuliah mahal, ini ditambah dengan uang parkir lagi. Coba kaji ulang keberadaan parkir berbayar ini. Kawasan kampus Unbaja relatif aman dan lagi bukan tempat belanja atau mal yang setiap masuk kampus harus bayar,” ujar Ridho.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, tarif yang dikenakan untuk parkir bagi kendaraan roda dua yaitu Rp3.000 atau perbulan Rp35.000. Sementara bagi roda empat dikenakan biaya Rp6.000 atau perbulan Rp60.000
Sedangkan bagi roda enam dikenakan biaya sebesar Rp5.000 atau perbulan Rp60.000 dan apabila karcis hilang di kenakan dendaRp 25.000.
Terpisah, Wakil Rektor Iii Bidang Kemahasiswaan Unbaja, Iba Gunawan mengatakan sangat menyayangkan dengan aksi penolakan yang dilakukan oleh mahasiswa. Karena sebetulnya bisa didiskusikan apalagi masalah internal kampus.
“Hanya karena terjadi deadlok antara pihak kampus dengan Mahasiswa sehingga tidak ada titik temu sehingga mahasiswa melakukan aksi. Persoalannya kan Terkait kebijakan kampus yang memberlakukan parkir sistem Berbayar yang melibatkan pihak ketiga untuk pengadaan alat,” ujar Iba saat ditemui wartawan di ruangannya.
Adapun alasan kenapa diberlakukannya sistem tersebut karena sebelumnya di kampus Unbaja baik kampus 1 & 2 pernah ada kasus kehilangan motor.
“Kejadian tersebut kan sangat merugikan mahasiswa, kami juga dari pihak kampus sangat menyayangkan dan tidak bisa membantu sepenuhnya untuk mengganti motor yang hilang itu,” tambahnya.
Dengan adanya sistem berbayar menurutnya, kampus akan lebih aman dan tidak ada lagi kehilangan motor. Jika terkait transparansi dana, sebenarnya bisa dibicarakan oleh mahasiswa.
“Akan tetapi ketika ada pertemuan dengan mahasiswa, posisinya kami tidak memiliki ruang untuk membahas soal itu. Kita sudah menyampaikan kepada mahasiswa terkait dana yang sudah terkumpul dari parkir berbayar ini kan pertama untuk operasional dan pengembalian dana investasi oleh pihak ketiga,” pungkas Iba. (Kimi)