Melihat kondisi faktual di Sumatera Utara pada di penghujung tahun 2019 dan awal tahun 2020 dimana tingginya tensi perdebatan dan dinamika terkait sentimen pribadi di masyarakat yang menguras energi dan tidak produktif.
Kondisi itu berpotensi perlambatan pembangunan, maka sebagai tanggung jawab Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) menyatakan beberapa sikap dibawah ini:
- Meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap berkontribusi dengan siap menjadi mitra kritis dan juga mitra strategis Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
- Meminta kepada masyarakat agar melepas sisa residu/sentimen/polarisasi dalam bentuk dan kadar apapun Pasca Pilgub Sumatera Utara dan Pilpres silam kepada Gubernur Sumatera Utara.
- Meminta kepada seluruh masyarakat agar memberikan kesempatan kepada Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi fokus “bekerja” tanpa gangguan berarti demi tujuan pembangunan dan program kerakyatan yang bisa membawa Sumut lebih baik.
- Mendukung kebijakan Gubernur Sumatera Utara yang berpihak kepada masyarakat dan kepentingan publik secara berimbang dan luas.
- Mengajak setiap elemen masyarakat agar solid dan mengutamakan silaturahmi sebagai ciri khas masyarakat kita, sehingga menjadi instrumen dalam menyelesaikan persoalan di Sumatera Utara, tanpa justifikasi di media sosial yang berisiko salah/gagal paham.
- Meminta pemerintah dan masyarakat /pengguna media sosial secara bersama-sama memberikan “aura positif dan sehat” di ruang publik dan ruang perdebatan.
Demikian pandangan dan sikap kami sehingga semua pihak, kelompok, potensi dan peluang yang dimiliki provinsi Sumatera Utara dapat dikerah kan untuk tujuan baik, pembangunan dan kesejahteraan.
Salam Pluralitas
Parno S Mahulae
(Komisaris PMKRI Sumatera Bagian Utara)