Pelayananpublik.id– Saat ini sangat banyak beredar jenis kamus yang bisa membantu orang untuk mempelajari bahasa. Salahsatunya adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
KBBI ini sangat populer khususnya di kalangan pelajar, mahasiswa dan juga ahli bahasa atau linguistik. KBBI merupakan kamus ekabahasa yang artinya menerjemahkan bahasa Indonesia ke bahasa Indonesia, bukan bahasa asing.
Siapa sangka di saat Anda getol mempelajari bahasa asing namun ternyata bahasa sendiri belum Anda kuasai seratus persen.
Buktinya, Anda pasti pernah menemukan istilah dalam Bahasa Indonesia yang Anda tidak mengerti artinya. Sehingga Anda memilih membuka KBBI lewat telepon pintar Anda untuk mencari tahu apa artinya.
KBBI disusun oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan diterbitkan oleh Balai Pustaka.
Kamus ini menjadi acuan tertinggi bahasa Indonesia yang baku, karena merupakan kamus bahasa Indonesia terlengkap dan paling akurat yang pernah diterbitkan oleh penerbit yang memiliki hak paten dari pemerintah Republik Indonesiayang dinaungi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Sejarah Penerbitan KBBI
Edisi I
Penerbitan KBBI sebenarnya dimulai pada tahun 1983. KBBI saat itu meluruskan ejaan lama yang sudah tidak berlaku lagi.
Namun edisi pertama yakni hasil pengembangan dari Kamus Bahasa Indonesia 1983 baru terbit pada 1988. Kamus ini baru memuat 62.100 lema.
Edisi II
Edisi kedua adalah revisi pertama KBBI dan memuat 72.000 lema.
Edisi III
Edisi ketiga memuat 78.000 lema. Menurut Dr. Dendy Sugono, Kepala Pusat Bahasa, kamus ketiga ini masih terasa banyak sekali kosakata yang belum masuk. Tetapi harap diingat bahwa KBBI adalah Kamus Umum berisi kosakata umum, sehingga dalam kamus tidak termasuk berbagai istilah. Untuk penggunaan kamus bidang ilmu tertentu Pusat Bahasa juga memiliki kamus Istilah.
Edisi IV
Edisi keempat memuat lebih dari 90.000 lema. Pada edisi ini KBBI diperkaya kosakata yang berasal dari kamus istilah, pada edisi ini kamus disusun berdasarkan paradigma.
Edisi V
Edisi kelima resmi diluncurkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy pada 28 Oktober 2016 . Pada edisi ini, KBBI memuat 127.036 lema yang versi cetaknya setebal 2.040 halaman, hampir dua kali lipat versi sebelumnya, 1.400-an halaman.
KBBI Online
KBBI Online atau Daring telah muncul dan bisa diakses pada 2008.
Bertepatan dengan peluncuran KBBI edisi kelima, KBBI V versi daring juga sudah diluncurkan di alamat kbbi.kemdikbud.go.id.
Bagi pengguna umum, tersedia fitur pencarian lema atau entri dalam KBBI, dan bantuan pencarian untuk entri yang tidak ditemukan.
Sedangkan bagi pengguna yang terdaftar, tersedia fitur yang jauh lebih lengkap. Antara lain fitur pencarian entri berdasarkan huruf awal, popularitas entri, pencarian terakhir, kelas kata, ragam, bidang, dan bahasa.
Selain itu, istimewanya pengguna terdaftar adalah, merek juga bisa mencari tautan kata turunan, kata gabungan, peribahasa, dan idiom dari kata yang dicari. Bahkan mereka juga bisa mengusulkan entri, makna, dan contoh baru dalam KBBI, perbaikan entri, makna, dan contoh dalam KBBI, serta pencarian entri dengan frasa ketika membuat usulan.
Istilah-istilah Medsos Masuk KBBI
KBBI saat ini bukan hanya memuat kata-kata atau istilah yang biasa digunakan dalam percakapan formal. Istilah-istilah dalam jagad medos pun masuk dalam KBBI yang berarti kata-kata tersebut menjadi baku.
Kata-kata yang masuk dalam pemutakhiran KBBI biasanya yang kerap digunakan dalam percakapan sehari-hari, baik kosa kata lama maupun yang mengalami pergeseran makna.
Pembaharuan atau pemutakhiran terakhir dilakukan pada Oktober 2019.
Ada lebih dari seribu entri baru yang masuk dalam KBBI edisi terbaru.
Selain mencakup penambahan dan perubahan entri dan makna, pemutakhiran juga mencakup penambahan informasi etimologis pada kata-kata yang merupakan bentuk pinjaman dari bahasa Arab.
Dari sekian banyak diksi baru yang masuk dalam KBBI terbaru, beberapa di antaranya ‘pansos’, ‘julid’, ‘pulkam’, ‘cie’, ‘gaptek’, ‘Mayday’, dan sebagainya.
1. Pansos
Kata ‘pansos’ berawal dari istilah panjat sosial. Diksi ini diartikan sebagai usaha yang dilakukan untuk mencitrakan diri sebagai orang yang mempunyai status sosial tinggi, dilakukan dengan cara mengunggah foto, tulisan, dan sebagainya di media sosial.
2. Julid
Julid ini juga merupakan yang sering digunakan netizen untuk menyebut orang iri terhadap kehidupan orang lain. Biasanya dituliskan di kolom komentar atau status.
3. Cie
Kata ‘cie’ didefinisikan sebagai kata seru yang digunakan untuk memuji atau menggoda seseorang agar tersipu.
4. Mager
Mager, yang merupakan kependekan dari malas bergerak, diartikan sebagai enggan atau tidak sedang bersemangat melakukan aktivitas.
Demikian ulasan mengenai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sejarah hingga penggunaannya. Semoga bermanfaat. (Nur Fatimah)