Cara Menulis Puisi dan Contoh-contohnya

Pelayananpublik.id- Siapa yang tak kenal puisi, untaian kata-kata indah yang ditulis dan bisa menggtarkan hati pembacanya. Puisi saat ini sangat bebas dibuat bahkan oleh anak SD sekalipun.

Namun ada beberapa cara agar puisi kita menjadi benar-benar indah dan menyentuh. Perlu diingat, beda puisi dengan karya sastra lainnya adalah diksi dan ungkapan-ungkapan di dalamnya.

Dengan diksi atau pemilihan kata dan juga ungkapan atau kiasan-kiasan menjadikan puisi itu hidup dan terdengar indah.

Membuat puisi itu sebenarnya mudah. Kita bisa membuat puisi dengan tema apapun. Namun bagi sebagian orang itu sulit apalagi pemula.

Nah, untuk membuat puisi yang bagus, sebaiknya Anda mengetahui dulu struktur dan jenis-jenis puisi.

Struktur Fisik

Struktur fisik suatu puisi disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal berikut ini;

Perwajahan Puisi (tipografi)

Bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, tepi kanan-kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata-kata.

Diksi

Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam mengungkapkan puisinya sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan.

Imaji

Susunan kata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman indrawi sang penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat mempengaruhi audiens seolah-olah merasakan yang dialami sang penyair.

Kata Konkret

Kata konkret adalah bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera manusia sehingga menimbulkan imaji.

Gaya Bahasa

Penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif sehingga mengandung banyak makna.

Rima/ Irama

Irama/ rima adalah adanya persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik di awal, tengah, maupun di akhir puisi.

Jenis-Jenis Puisi

Jenis-jenis puisi dapat dikelompokkan berdasarkan jamannya. Mengacu pada pengertian puisi di atas, berikut ini adalah beberapa jenis puisi tersebut:

  1. Puisi Gaya Baru

– Balada, sajak sederhana yang mengisahkan tentang cerita rakyat yang mengharukan, yang terkadang dinyanyikan atau disajikan dalam bentuk dialog.

– Himne (gita puja), yaitu sejenis nyanyian pujaan, biasanya pujaan ditujukan untuk Tuhan atau Dewa.

– Ode, yaitu puisi lirik berisikan sanjungan kepada orang yang berjasa dengan nada agung dan tema serius.

– Epigram, yaitu puisi yang berisi tentang tuntunan/ ajaran hidup.

– Romansa, yaitu jenis puisi cerita yang berisi luapan perasaan cinta kasih.

– Elegi, yaitu syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada peristiwa kematian.

– Satire, yaitu puisi yang menggunakan gaya bahasa yang berisi sindiran atau kritik dan disampaikan dalam bentuk ironi, sarkasme, atau parodi.

– Distikon, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 2 baris (puisi dua seuntai).

– Terzina, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 3 baris (puisi tiga seuntai).

– Kuatren, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 4 baris (puisi empat seuntai).

– Kuint, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 5 baris (puisi lima seuntai).

-.Sekstet, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 6 baris (puisi enam seuntai).

– Septima, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 7 baris (tujuh seuntai).

– Oktaf/Stanza, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 8 baris (puisi delapan seuntai).

– Soneta, yaitu puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, dimana 2 bait pertama masing-masing 4 baris dan 2 bait kedua masing-masing tiga baris.

2. Puisi Gaya Lama

Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh berbagai aturan seperti; jumlah kata dalam baris puisi, jumlah baris dalam satu bait puisi, persajakan, jumlah suku kata dalam setiap baris, irama puisi

Beberapa yang termasuk dalam puisi lama diantaranya adalah mantra, pantun, karmina, seloka, gurindam, syair, talibun.

3. Puisi Kontemporer

Puisi kontemporer adalah jenis puisi yang berusaha keluar dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Jenis puisi ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tidak lagi mementingkan tentang irama, gaya bahasa, dan hal-hal lainnya yang umumnya terdapat pada puisi lama dan baru.

Cara Membuat Puisi

Nah setelah mengetahui jenis-jenis puisi, Anda sudah bisa menentukan akan membuat puisi apa. Setelah itu Anda bisa mengikuti langkah-langkah di bawah ini untuk menulis puisi.

  1. Tentukan Judul Semenarik Mungkin

Dalam puisi Anda bebas berkata-kata. Intinya bagaimana Anda bisa mengungkapkan perasaan lewat kata, begitulah puisi. Nah, agar kelihatan menarik tentu saja judul sangat mendapat peran yang penting.

Pilihlah judul yang menarik perhatian,lain dari pada yang lain dan eye catchy. Karen bisanya pembaca akan lebih tertarik dengan judul-judul yang unik dan tidak biasa. Kita bisa berkreasi untuk membuat judul sekreatif mungkin namun harus tetap relevan dengan isi puisi Anda.

2. Pemilihan Kata (Diksi)

Jika dalam puisi Anda hanya ada kata-kata biasa, maka puisi itu bakal dinilai datar dan kurang berkesan. Banyak puisi bagus yang terdiri dari pemilihan kata-kata sederhana, dipakai di keseharian dan tidak asing di telinga. Banyak juga puisi bagus dengan pemilihan kata-kata yang jarang dipakai atau didengar orang.

Nah, bukan berarti kata-kata sederhana itu tidak menarik ya.Banyak puisi yang membuat pembacanya takjub padahal kata-katanya sederhana, namun mengena ke konteks dan temanya.

Adapula yang memilih menggunakan kata-kata “bersayap” alias memiliki banyak arti untuk memperindah puisinya.Semua itu tergantung pada gaya penulisan masing-masing.

3. Rima

Tak semua puisi menggunakan rima senada.Namun keberadaan rima ini tak juga bisa dianggap sepele. Rima menjadi esensial untuk menambah lantunan membaca. Pembuatan rima juga merangsang sisi kreativitas kita untuk mencari kata-kata lain agar dapat memenuhi lantunan di kata sebelumnya. Rima juga membuat baik pembaca, maupun penulis sebagai pembaca, mempunyai kemampuan untuk mempersepsikan suara bahasa dan memiliki kesadaran fonologis.

Misal:
//Rembulan masih menggelantung//
//Di pucuk langit kelam tanpa ujung//
//Dalam tenggelam//
//masih kuhirup dahagamu di remah-remah malam//

Bait puisi di atas menggunakan rima aa-bb.

4. Bait dan Larik

Bait biasanya terdiri dari beberapa larik atau baris. Dalam puisi lama biasanya mengatur satu bait terdiri dari empat larik.

Namun, di puisi baru, larik yang terdapat dalam sebuah bait tidak dibatasi.

Bait biasanya digunakan sebagai cara penulis untuk berpindah topik atau fokus puisi.

Kita bisa membuat bait sesuai kemauan atau mengikuti jenis-jenis bait yang sudah ada, yaitu distikon (puisi dengan masing-masing dua baris di tiap bait), terzina (terdiri dari tiga baris per bait), kuatren (empat baris per bait), kuint (lima baris per bait), sekstet (enam baris per bait), septima (tujuh baris per bait), oktaf atau stanza (dobel kutrain; terdiri dari delapan baris per bait), atau sonata (terdiri dari empat baris di masing-masing dua bait pertama dan tiga baris di masing-masing dua bait terakhir).

5. Penutup Puisi

Puisi biasanya akan lebih mengena jika ditutup dengan akhiran yang dramatis dan ‘menusuk’ pembacanya, memungkinkan puisi agar bisa dibaca lebih dari satu kali. Pemilihan akhir puisi ini menjadi taktik yang bisa dimanfaatkan sebagai ungkapan ‘save the best for the last’, atau ‘siapkan yang terbaik di bagian akhir’.

Selain dengan dramatis, kita juga bisa melebarkan kreativitas dan memilih akhir puisi yang justru tidak dapat dibayangkan oleh pembaca kita, atau membuat sebuah twist di akhir. Jikapun tidak memiliki akhiran dramatis, kita harus bisa mengimbangi susunan puisi di awal, sehingga tidak menyebabkan ketimpangan yang membuat puisi kita justru jadi kehilangan maknanya sepenuhnya. Alur penuturan puisi diusahakan agar mengalir tetapi konstan berfokus pada hal yang ingin kita bicarakan, ditutup pula dengan alur yang sama.

Contoh-contoh Puisi

  1. Puisi Balada

Puisi Balada Ibu yang Dibunuh

Karya: WS Rendra

Ibu musang di lindung pohon tua meliang
Bayinya dua ditinggal mati lakinya.

Bualan sabit terkait malam memberita datangnya
Waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.

Matanya berkata pamitan, bertolaklah ia
Dirasukinya dusun-dusun, semak-semak, taruhan harian atas nyawa.

Burung kolik menyanyikan berita panas dendam warga desa
Menggetari ujung bulu-bulunya tapi dikibaskannya juga.

Membubung juga nyanyi kolik sampai mati tiba-tiba
Oleh lengking pekik yang lebih menggigitkan pucuk-pucuk daun
Tertangkap musang betina dibunuh esok harinya.

Tiada pulang ia yang mesti rampas rejeki hariannya
Ibu yang baik, matinya baik, pada bangkainya gugur pula dedaun tua.

Tiada tahu akan meraplah kolik meratap juga
Dan bayi-bayinya bertanya akan bunda pada angin tenggara

Lalu satu ketika di pohon tua meliang
Matilah anak-anak musang, mati dua-duanya.

Dan jalannya semua peristiwa
Tanpa dukungan satu dosa, tanpa.

2. Puisi Himne

Doa

Karya: Taufiq Ismail

Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah
Amiin

Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan asmaMu bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amiin

3. Puisi Ode

Teratai

Karya: Sanusi Pane

Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai;
Tersembunyi kembang indah permai,
Tidak terlihat orang yang lalu.

Akarnya tumbuh di hati dunia,
Daun berseri Laksmi mengarang;
Biarpun ia diabaikan orang,
Seroja kembang gemilang mulia.

Teruslah, O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia,

Biar sedikit penjaga taman.
Biarpun engkau tidak dilihat,
Biarpun engkau tidak diminat,
Engkau turut menjaga Zaman

4. Puisi Epigram

Rakyat adalah Sumber Ilmu

Karya: WS Rendra

Oleh karena itu rakyat adalah guru.
Adalah sumber ilmu.
Rakyat adalah gua
di mana Kresna dan Arjuna
bertapa.
Rakyat adalah samudera luas
di mana Sang Bima
bertemu dengan Dewa Rucinya.

Janganlah kita menunggu Ratu Adil.
Ratu Adil bukanlah orang.
Ratu Adil bukanlah lembaga.
Ratu Adil adalah keadaan
di mana ada keseimbangan
antara roh dan badan.

Wahyu Cakraningrat tidak ada.
Wahyu Cakraningrat, Wahyu Pendeta Raja,
adalah impian deksura.

Syahdan
di dalam alam hanyalah ada
Satu Wahyu.
Ialah Sabda.
Dan sabda adalah citra diri Tuhan.
Di dalam masyarakat manusia,
Sabda memiliki sembilan bayangan.
Itulah yang disebut sebagai sembilan wahyu.
Wahyu ahli agama.
Wahyu ahli alam.
Wahyu ahli kesenian.
Dan lalu:
Wahyu ahli obat-obatan.
Wahyu ahli pendidikan.
Wahyu ahli pertanian dan peternakan.
Selanjutnya:
Wahyu Raja.
Wahyu menteri dan panglima.
Dan akhirnya: wahyu hakim.

Kepada Kawan

Karya : Chairil Anwar

Sebelum ajal mendekat dan menghianat
Mencengkam dari belakang ketika kita tidak melihat
Selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa

Belum bertugas kecewa dan gentar belum ada
Tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam
Layar merah berkibar hilang dalam kelam
Kawan, mari kita putuskan kini di sini
Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri

Jadi
Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan
Tembus jelajah dunia ini dan balikkan
Peluk kuncup perempuan, tinggalkan kalau merayu
Pilih kuda yang paling liar, pacu laju
Jangan tembatkan pada siang dan malam

Dan
Hancurkan lagi apa yang kau perbuat
Hilang sonder pusaka, sonder kerabat
Tidak minta ampun atas segala dosa
Tidak memberi pamit siapa saja

Jadi
Mari kita putuskan sekali lagi
Ajal yang menarik kita, kan merasa angkasa sepi
Sekali lagi kawan, sebaris lagi
Tikamkan pedangmu hingga ke hulu
Pada siapa yang mengairi kemurnian madu..!!

5. Puisi Romansa

Katakanlah

Karya: Angel Tri

Katakanlah..
Sebab aku tengah merindu,
seperti sakitnya merindui dedaun
yang menggigil dipeluk embun..
atau akar-akar raksasa
yang membelit hingga jantung bumi..

Katakanlah,
Sebab rindu itu semakin gawat,
segawat dahagaku pada gemerisik angin
yang membisik ranting dan rerumput pagi,
juga api yang meliuk di tungku
pada malam-malam beku..

Katakanlah, Sayang..
Sebab rindu itu semakin tidak waras
se-tidak waras birahiku mencumbu sungai berbatu
yang membelah belantara..

Maka katakanlah,
sebab telah kuintip belantara itu
dalam matamu..

6. Puisi Elegi

Derai-Derai Cemara

Karya: Chairil Anwar

cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan lagi

hidup hanyalah menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tak diucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

Rindu

Karya: Angel Tri

Dahulu, dikala janji masih mengaliri nadi
ketika rasa masih tak bertepi
kau tebarkan bermacam angkara berwajah purnama
kau tiupkan dusta berlapis pesona
dan aku, menari diatas puing-puing airmata
berbungkus tawa…
melayang, mengapung di atas arus rasa
tak berupa…

Segala pilu telah kuhirup tanpa kata
jarum-jarum tajam melebur, mencakar benci
sekujur hati
pun telah kutelan
bersama secawan rayu berwujud rindu…

Lalu hilang engkau, terbang, memburung,
ke pucuk langit kelam tak bertuan
Dan kisah telah berlalu..
Desau angan membeku batu
sedang aku masih mencakar sisa-sisa rasa
yang berburai membakar raga..

7. Puisi Satir

DI NEGERI AMPLOP

Oleh : (Gus Mus)

Aladin menyembunyikan lampu wasiatnya “malu”
Samson tersipu – sipu, rambut keramatnya ditutupi topi “rapi – rapi”
David coverfil dan rudini bersembunyi “rendah diri”
Entah, andai Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya

Amplop – amplop di negeri amplop mengatur dengan teratur
Hal – hal yang tak teratur menjadi teratur
Hal – hal yang teratur menjadi tak teratur
Memutuskan putusan yang tak putus
Membatalkan putusan yang sudah putus

Amplop – amplop menguasai penguasa
Dan mengendalikan orang – orang biasa
Amplop – amplop membeberkan dan menyembunyikan
Mencairkan dan membekukan
Mengganjal dan melicinkan

Orang bicara bisa bisu
Orang mendengar bisa tuli
Orang alim bisa nafsu
Orang sakti bisa mati

Di negri amplop,
amplop – amplop mengamplopi
apa saja dan siapa saja.

NEGERIKU

Oleh : (Gus Mus)

Mana ada negri sesubur negeriku
Sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tehu dan jagung tapi juga pabrik, tempat rekreasi dan gedung
Prabot – prabot orang kaya di dunia dan burung-burung indah piaraan mereka berasal dari hutanku
Ikan – ikan pilihan yang mereka santap bermula dari lautku
Emas dan perak, perhiasan mereka digali dari tambangku
Air bersih yang mereka minum bersumber dari keringatku

Mana ada negri sekaya negeriku
Majikan – majikan bangsaku memiliki buruh – buruh mancanegara
Brangkas – brangkas Bank ternama dimana – mana menyimpan harta – hartaku
Negriku menumbuhkan konglomera dan mengikis habis kaum melarat
Rata – rata pemimpin negriku dan handai tolannya terkaya didunia

Mana ada negri semakmur negeriku
Penganggur – penganggur diberi perumahan, gaji dan pensiunan setiap bulan
Rakyat – rakyat kecil menyumbang negara tanpa imbalan
Rampok – rampok di beri rekomendasi, dengan kop sakti instansi
Maling – maling di beri konsensi
Tikus dan kucing dengan asik berkorupsi

Nah, demikian ulasan mengenai cara membuat puisi beserta contoh-contohnya.Semoga membantu. (Nur Fatimah)