Pelayananpublik.id- Sekarang ini masyarakat sering menggunakan kata vintage. Istilah vintage juga sering dihubung-hubungkan dengan suatu benda yang kuno namun memiliki nilai artistik.
Nah, sebenarnya apa sih arti vintage itu?
Vintage sendiri berasal dari Bahasa Latin, yakni “vinum” yang artinya “wine” atau minuman fermentasi anggur.
Para petani anggur kerap menggunakan kata ini, terutama ketika akan memanen anggur di kebun anggur.
Belakangan, orang-orang jadi menggunakan istilah vintage untuk menyebut hal-hal antik yang sudah kuno.
Kata vintage ini juga bisa digunakan sebagai kata benda atau kata sifat.
Sebagai kata sifat, maka kata benda yang berlabel vintage diasosiakan dengan sesuatu yang semakin bermakna karena model atau usianya yang lama. Sehingga, semakin tua usia benda tersebut, maka akan semakin baik dan tinggi nilai estetikanya
Vintage diidentikkan sebagai sesuatu yang bergaya tua atau sesuatu yang memberi kesan lampau. Tidak semua yang berbau zaman dahulu itu vintage.
Gaya jadul bisa juga dikategorikan sebagai antik, tergantung waktu dan karakteristik zaman dulunya. Jika benda zaman dulu yang dikategorikan antik adalah benda yang usianya lebih dari 100 tahun, benda yang bisa dikategorikan vintage adalah benda yang usianya tidak kurang dari 20 tahun tetapi tidak lebih dari 100 tahun.
Jadi suatu benda yang belum berumur 20 tahun belum dapat dikategorikan sebagai vintage.
Beda Vintage dan Retro
Selain vintage ada lagi istilah retro. Ini juga merujuk pasa fashion yang antik dan lampau.
Bedanya sebutan Vintage adalah mode tahun 20-an sampe 60-an, sedangkan Retro adalah untuk sebutan mode yang popular di tahun 70-an sampe 90-an.
Dalam dunia fashion, kategori VINTAGE meski tampak feminim didominasi warna hijau dan warna-warna pudar tapi lebih simple dan praktis modelnya.
Rok a-line dibawah lutut,celana pedek ketat, blues tanpa lengan, dengan tambahan pita yang besar didada.
Sedangkan kategori retro lebih kontemporer dengan kesan warna, bebas dan gemerlapan macam celana cutbray, rompi bulu dengan potongan baju seling silang atau potongan yang ekstrim atau super ketat. Mode itu mengacu pada bintang-bintang besar seperti Cher,Elvis Persley, Michel Jackson.
Anda mungkin tidak pernah menyadari bahwa tren fashion yang Anda suka saat ini sebetulnya adalah tren fashion yang begitu populer di era 1970an.
Perkembangan Fashion
Fashion memang selalu berputar. Ketika Anda kembali mempopulerkan tren fashion di era puluhan tahun yang lalu, Anda akan disebut sebagai seseorang berpenampilan vintage.
Pola dasar yang digunakan sebagai patokan fashion dari waktu ke waktu sebetulnya sama. Yang membuat tren fashion itu berbeda hanya ada pada pemilihan warna dan bahan pakaian.
Sesekali, Anda perlu mengetahui perkembangan fashion yang ada agar Anda mengerti asal mula kemunculan tren fashion saat ini.
Berikut adalah ciri fashion atau model pada beberapa dekade.
1. 1920 (MELINDROSA)
Amerika memainkan peran penting pada gaya berbusana tahun 1920. Di masa setelah Perang Dunia I, Amerika sebagai salah satu pusat mode dunia memasuki era makmur yang mempengaruhi gaya fashion mereka.
Music Jazz dan tarian glamor muncul pada tahun tersebut. Perempuan mendapat suara pada tahun 1920 dan memasuki angkatan kerja dalam jumlah besar. Tahun-tahun 1920an juga ditandai dengan maraknya bisnis ilegal, salah satu cartel yang terkenal di dunia saat itu adalah Al Copone.
Fashion gaya Melindrosa (Flapper) yang berarti New Breed muncul. Style penggunaan make-up yang berlebihan, berdandan glamor, minum alcohol, mengendarai mobil, dan merokok menjadi hal yang mendampingi gaya berbusana glamor seperti ini.
2. Tahun 30an (CALCA COMPRIDA)
Pada masa ini baju yang lebih longgar dari bahan kain tebal dan tertutup menjadi pilihan.
Saat itu, ekonomi Amerika Serikat yang sedang mengalami depresi. Dikarenakan hal-hal sosial dan politik yang sedang dalam masalah seperti diatas, Gaya berbusana pun mangalami perubahan menjadi lebih casual, dan tidak glamor layaknya pada masa 1920 atau pada dekade sebelumnya.
3. Tahun 40an (WAR AND WORKING CLASS)
Pada masa ini telah muncul produk-produk sintetis seperti stocking dan pakaian dalam yang terbuat dari nilon.
Karena sedang masa Perang Dunia nuansa baju juga dibuat bewarna hitam dan nuansa Navy dengan warna coklat dan hijau kehitaman.
Pakaian yang digunakan kebanyakan merupakan pakaian yang fleksible digunakan dan mayoritas mengkombinasikan dengan pakaian di era 1930-an. Hal ini dikarenakan kebanyakan pabrik pembuat tekstil digunakan untuk pembuatan perlengkapan perang. Selain itu, yang menjadi trend fashion pada tahun 1940 adalah ikat kepala penutup rambut untuk kalangan perekerja wanita.
4. Tahun 50an (New Look)
Usai Perang Dunia 2 berakhir, maka teknologi tekstil buatan semakin maju. Baju-baju dibuat dengan kain nilon, orlon, dan dracon. Pasca perang, Fashion pada tahun ini lebih merujuk pada citra yang lebih segar namun tidak seglamour pada tahun 1920.
Gaya berbusana populer pada tahun tersebut adalah perpaduan yang khas antara penggunaan spandek, kaos ketat panjang, dan topi lebar.
5. Tahun 1950 akhir
Selain gaya berbusana New Look. Tahun 1950 juga dihiasi dengan berkembangnya pakaian yang lebih urban namun tetap modis.
Dipengaruhi oleh lagu-lagu Elvis Presley yang bernuansa Rock and Roll dan juga gaya berbusana Merlyn Monroe. Gaya urban dan pop culture ini dikenal dengan sebutan Pin Up. Gaya busana Pin Up lebih cenderung ringan dan semi terbuka.
6. Tahun 60-an (FUTURISMO)
Tahun 1960 awal ditandai dengan adanya invasi teknologi rumah tangga yang dapat dijangkau semua kalangan. Televisi mulai digunakan di setiap rumah tangga, mesin cuci, mobil, hingga strika sudah mulai digunakan secara luas dengan harga terjangkau.
Era ini adalah era “Masa Depan” yang lebih dikenal dengan istilah Futurismo di dunia fashion. Mode fashion juga berubah dengan pengaruh invasi teknologi.
Fashion tahun 1960 an di dominasi busana minimalis dengan motif garis atau bintik yang mengesankan moderenitas dan arti teknologi tinggi pada zamannya.
7. Tahun 70an
Nah di tahun 70-an, gaya berbusana yang mencirikan budaya disco berkembang pesat. Sekali lagi, tahun-tahun ini didominasi oleh anak-anak muda. Gaya berbusana ditunjukkan dengan penggunaan celana pendek ketat / hot pant , sepatu beralas rata, dan tentunya celana komprang.
Artis populer pada saat itu adalah John Travolta dengan filmnya yang terkenal “Saturday Night Fever”,tentu saja dengan gaya disco-nya. Cenala komprang dan rambut ditarik kebelakang menjadi sangat tren tahun 1970an.
8. Tahun 80-an
Kaos dan cenala jin menjadi begitu populer dikalangan remaja. Pada masa ini, lagi, musik menjadi bagian penting dari gaya berbusana urban pada tahun 1980an awal.
Masih dipengaruhi oleh budaya Punk, New Wave menawarkan gaya berbusana yang lebih diterima khalayak umum ketimbang Punk. Pengaruh televisi dan film yang lebih mudah terjangkau menyebabkan budaya ditahun 1980 lebih cepat tersebar.
9. Tahun 1990 (GRUNGE)
Ini dia tahun dimana band-band favorit saya muncul *mangkanya guwe bold ini tulisan*. Masa-masa ini muncul grup band macam Nirvana dan OASIS yang menggemparkan dunia. Aliran musik Grunge berawal dari Amerika yang kemudian menyebar ke Inggris.
Musik Grunge menjadi simbol fashion tahun 1990an. Meskipun begitu, tahun 1990 dikenal sebagai tahun terburuk dalam sejarah fashion dunia atau dikenal dengan sebutan “The decade fashion has forgotten.” Style Grunge ini mirip gaya Punk namun tidak begitu radikal.
Celana jin, kaos, dan perpaduan dengan baju bermotif kotak-kotak lebar menjadi ciri identik gaya berbusana masa ini, selain tentu saja rambut gondrong dan berantakan sebagai pelengkap.
Nah, model-model pakaian zaman dulu ini kembali digunakan oleh masyarakat sekarang. Bukan terkesan jadul tapi keren, itulah yang disebut vintage.
Demikian ulasan mengenai vintage, asal, hingga perkembangan fashion dari per dekade. Semoga bermanfaat. (Nur Fatimah)