Pelayananpublik.id- Layanan Google Translate diduga menebarkan kebencian. Hal itu menyusul beberapa kata dalam bahasa jawa/javanese ke Indonesia, Melayu, atau Inggris diterjemahkan secara ngaco dan menimbulkan kemarahan publik atau suku tertentu.
Bayangkan saja ketika anda mengetik “anak aceh” dan terjemahkan dari bahasa Jawa (Javanese) ke Bahasa Indonesia maka hasil yang keluar adalah “bajingan”. Begitu juga “wong simalungun” yang diterjemakan menjadi “bodoh”.
Sementara Aceh dan Simalungun merupakan suku yang ada di Sumatera Utara dan Aceh.
Hal itu diketahui dari kiriman Anggota DPRD Sumut, Goben Gusmiyadi belum lama ini.
“Zaman keterbukaan memunculkan segala hal yang tadinya ada di dalam benak. Dan inilah yang kini ada di hadapan kita. Google translate, produk dari perusahaan google yang mendunia itu, disinyalir membawa unsur kebencian dan rasialisme,” katanya.
Ia pun memberikan beberapa contoh kata yang diartikan secara nyeleneh oleh Google Translate.
“Tulislah kata ini dari bahasa jawa ke Indonesia, anak melayu, wong melayu, wong simalungun. Lalu dari bahasa jawa ke melayu: anak melayu, wong melayu.
Juga dari bahasa jawa ke inggris: anak melayu, wong melayu,” jelas kader Partai Gerindra itu.
Menurut dia, tindakan google ini, terbuka atau tertutup pun sistem kontribusinya, telah menyinggung puak-puak kita di Sumatera Utara.
Melayu dan Simalungun adalah dua kaum yang telah lama bersaling silang dalam kekerabatan.
Melayu dan Simalungun adalah dua entitas yang telah lama bekerjasama dalam segala hal. Dan apa yang dilakukan google telah merendahkan martabat.
“Tapi, saudara kita yang kita cintai, aceh, pun telah mengalami perendahan martabat yang sama. Di google translate, dari bahasa jawa ke indonesia, melayu, dan inggris, tulislah: anak aceh, wong aceh, pria aceh
wanita aceh, gadis aceh, bocah aceh, ibu aceh, pakaian aceh, dst,” katanya.
Ia mengatakan pihaknya beserta perwakilan suku terkait telah melayangkan surat protes kepada Google karena ini dianggap merendahkan martabat suku Indonesia.
“Bersama kawan-kawan melayu, aceh, dan simalungun, kami telah melayangkan surat protes atas tindakan merendahkan martabat ini. Sebab, mungkin saja ada manusia yang bekerja dalam proses penerjemahan ini. Dan kita menunggu penjelasan google memgenai siapa yang berkontribusi semacam ini, dan atau google harus segera menghapus praktik-praktik yang berujung pada tindakan diskriminatif ini. Kita meminta Google untuk merespon protes yang kami layangkan secepat-cepatnya,” kata dia. (Nur Fatimah)