Kabut Asap Semakin Pekat di Sumsel, Masyarakat : Kami Sesak Napas Pak

Pelayananpublik.id – “Kami sesak napas pak,” kata Melly seorang ibu rumah tangga yang memiliki 2 orang anak saat diwawancarai wartawan terkait kabut asap yang semakin tebal di kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) pada Senin (14/10/2019)

Melly salah satu dari ibu-ibu yang khawatir anak mereka terkena Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat terpapar kabut asap yang setiap hari mereka hirup.

Setiap hari Melly harus menyiapkan masker pernapasan untuk suami dan anaknya. Dia juga tidak berani keluar rumah jika tidak ada hal penting yang dikerjakan.

Menurut Melly, kabut asap tersebut sudah sejak 3 bulan terjadi dan hingga saat ini belum pernah hilang malah semakin parah.

“Kami sesak napas pak, ini dikeluhkan masyarakat sudah lama. Dan  berharap cepat ditanggulangi oleh pemerintah terutama mengadakan posko oksigen untuk para bayi dan ibu hamil,”kata Melly kepada Pelayananpublik.id

Dia menerangkan, karena terlalu pekatnya, asap sampai masuk ke dalam rumah warga. Untuk mengurangi asap yang masuk ke rumah, warga ada yang mengantisipasi menggunakan pendingin ruangan (AC).

“Nah masalahnya kan gak seluruh masyarakat ada AC untuk bikin rumah oksigen sendiri,” terangnya.

Informasi dari BMKG Sumatera Selatan, Stasiun Meteorologi SMB II Palembang menyatakan bahwa kabut asap tersebut masuk kategori ekstrem.

Hingga kini total titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 80% untuk wilayah Sumsel sebanyak 260 titik, titik panas terbanyak pada wilayah Kabupaten OKI 139 titik panas dan Kabupaten Banyu Asin 67 titik panas.

Kondisi ini menjadikan kondisi terekstrim selama berlangsungnya Karhutbunla dengan indikasi kwantitas dan jarak pandang yang terjadi. Intensitas Asap (Smoke) umumnya meningkat pada pagi hari (04.00-08.00 WIB) dan sore hari (16.00-20.00) dikarenakan labilitas udara yang stabil (tidak ada massa udara naik) pada waktu-waktu tersebut.