Apa Arti Togog, Alasan Kenapa Sering Disebut di Medsos

Pelayananpublik.id- Belakangan ini publik melihat istilah baru di sosial media yakni togog. Kata “togog” ini sering dirangkai dengan kata lain seperti “bani togog” dan “togog istana”.

Sebenarnya apa sih arti togog dan bagaimana bisa menjadi trending di medsos?

Togog berasal dari istilah perwayangan Jawa. Togog adalah salahsatu tokoh wayang kembaran Semar dan Bhatara Guru.

hari jadi pelayanan publik

Nah, menyebarnya istilah Togog itu diyakini karena sebuah cuitan dari Sudjiwo Tedjo tentang gambar wayang yang terlihat menjadi latar belakang saat Jokowi dan Prabowo makan bersama.

Jokowi berada di depan tokoh wayang bernama Togog, sedangkan Prabowo berada di depan tokoh Semar.

“Horeee! Ada aku dalam pertemuan Pak Jokowi – Pak Prabowo. Wayang no 2 dari kiri itu TEJO …Lengkapnya Tejo Mantri alias Togog, kakaknya Semar ..heuheuheu,” tulis sang seniman kawakan itu.

Jadi ceritanya Togog, Semar dan Bhatara Guru adalah kembar.

Kalau Semar adalah pemimpin kaum pandawa atau ksatria baik. Maka Togog adalah tokoh yang memimpin kaum Kurawa atau ksatria jahat.

Pria yang akrab disapa Presiden Jancukers ini melanjutkan, bahwa yang dimaksud adalah Big Bang dalam kisah pewayangan.

Kisah Togog dan Semar

Alkisah, Tejo Mantri adalah salah satu dari tiga anak Sang Hyang Tunggal dan Rekathawati. Sebagai sulung, dia memiliki dua saudara, Ismaya atau Semar, dan Manikmaya atau Bathara Guru. Ketiganya lahir dari sebuah telur.

“Adalah telur yang pecah, kulitnya jadi Togog, putihnya jadi Semar, kuningnya jadi Bathara Guru,” tulis Sudjiwo lagi.

Lalu apa hubungannya dengan pertemuan dua tokoh politik nasional ini dengan latar pewayangan?

Menurut Sudjiwo, latar keduanya wayang saat santap siang di mana posisi duduk Jokowi sejajar dengan sosok Tejo Mantri atau Togog dan posisi Prabowo sejajar Semar atau Ismaya.

Keduanya hanya dipisahkan oleh Gunungan, di mana dalam filosofisnya mengartikan kehidupan.

Pada kisahnya, Tejo Mantri dan Ismaya, adalah saudara yang ketat persaingan. Keduanya ingin berlomba sebagai yang terhebat.

Karena keduanya gagal, perut mereka membesar dan giginya habis.

Aksi ini membuat sang ayah murka, membuat tongkat tahta kuasa diteruskan kepada si bungsu Manikmaya. Kemudian pada Tejo Mantri dan Ismaya, mereka diutus oleh ayahanda turun ke bumi untuk menjaga kehidupan dan memelihara keturunan Manikmaya sebagai penduduk bumi.

Karena inilah, Sang Hyang Wenang mengganti nama mereka. Tejo Mantri menjadi Togog, Ismaya menjadi Semar, dan Manikmaya menjdi Bathara Guru.

Sebagai Togog, dia memiliki tugas untuk membimbing kelompok raksasa dan kurawa, identik dengan kejahatan dan ketidakadilan.

Sedangkan Semar, tugasnya adalah menjadi pemomong kestaria dan pandawa, atau identik dengan baik, adil, dan bijaksana. Diceritakan, nantinya Semar akan memiliki tiga anak angkat, Gareng, Petruk, dan Bagong. (Nur Fatimah)