Pelayananpublik.id- Jomblo merupakan istilah baru sebagai senjata membully orang lain. Para jomblo harus rela disindir, diolok bahkan dibully oleh teman-temannya yang sudah punya pacar.
Padahal, apa yang hina dari seorang jomblo? Dan apakah setiap jomblo harus merasa malang?
Tentu saja tidak. Anggapan seorang yang menjomblo adalah orang terpuruk merupakan anggapan dangkal tanpa alasan. Sebab banyak di luar sana seorang jomblo merasa lebih bahagia daripada yang berpacaran.
Yang jelas ada yang memilih lebih bahagia hidup sendiri daripada memiliki pendamping. Tentu mereka memiliki beragam alasan untuk tidak pacaran. Ada yang karena masih trauma dengan hubungan pacaran, ada yang menjaga diri hingga menikah, ada yang tak mau direpotkan dengan pacar, dan ada juga yang jomblo tanpa alasan.
Menjadi jomblo juga tidak selamanya buruk, kok. Ada kalanya sendiri tanpa pendamping itu lebih baik. Anda jadi punya kesempatan membahagiakan orang lain, orangtua misalnya.
Jadi Jomblo yang Disayang Orangtua
Menjadi jomblo juga membuka kesempatan Anda membahagiakan orang-orang di sekeliling Anda. Contoh yang paling dekat adalah orangtua. Coba tanya diri Anda berapa kali Anda menanya apakah Ibu Anda sudah makan atau belum. Berapa kali Anda mengajak orangtua Anda makan di luar selama Anda pacaran?
Bisa jadi Anda tak sekalipun pernah menanyakan kabarnya, atau bahkan menolak panggilan telepon jika itu dari orangtua Anda hanya karena Anda sedang menunggu telepon dari pacar.
Nah, di saat Anda sendiri, bagilah perhatian Anda kepada orangtua, adik, kakak dan teman-teman dekat Anda. Karena bagaimanapun, mereka adalah karib Anda saat Anda punya pacar atau tidak.
Karena Jomblo Jadi Lebih Fokus
Saat pacaran, Anda mungkin terlalu sibuk mengurus kekasih Anda sampai-sampai kerjaan, kuliah, ibadah terabaikan.
Seringkali orang yang jomblo dianggap homo hanya karena ia terlalu fokus pada kerjaan, kuliah dan ibadahnya. Ia juga dianggap culun dan ditertawakan teman-temannya.
Padahal, siapa yang tahu kalau dia hanya tak ingin mempermainkan perasaan orang. Ia hanya ingin fokus sehingga tak ingin membagi pikirannya terhadap kisah kasih yang menguras emosi dan tenaga.
Jomblo Itu Lebih Tenang dan Bebas
Menjadi jomblo juga membuka kesempatan Anda untuk bisa melakukan yang Anda suka dengan bebas. Bergaul dengan siapa saja yang Anda sukai tanpa harus izin sana-sini dulu.
Sebuah kenyataan bahwa hubungan pacaran sering menguras energi dan emosi. Sehingga ketika ada masalah, maka pikiran akan kalut, perasaan menjadi tidak tenang dan selalu was-was.
Nah, para jomblo dapat berbahagia tanpa merasakan lagi beban-beban itu. Yang ia kini pikirkan adalah dirinya dan kebahagiaannya.
Jomblo Berarti Berhenti jadi Supir, Tukang Ojek dan Kuli Panggul
Pulang kampus, langsung jemput, jalan-jalan, antar pulang. Esoknya, jemput pacar lagi, ajak shopping dan jadi kuli panggul belanjaan, antar pulang.
Hai para jomblo, berbahagialah Anda tidak lagi bertugas seperti supir, tukang ojek, dan kuli panggul. Hemat waktu, hemat biaya.
Jomblo Lebih Hemat
Dan yang paling terasa efeknya ketika jomblo adalah hemat. Biasa Anda jalan-jalan sama pacar plus makan-minum dan nonton. Maka setelah jomblo anggaran biaya kelakuan bersama pacar jadi kosong. Kini Anda bisa menghamburkan uangmu untuk membeli hotwheel atau mini karakter anime kesukaan Anda.
Jadilah Hebat, Jangan Menghinakan Diri Menjadi Jomblo Haus Kasih Sayang
Ketika Anda diputuskan oleh sang pacar pasti hatimu hancur lebur. Namai saja kehancuran Anda itu sebagai titik nadir dan titik balik menuju kesuksesan.
Daripada terus mengharap si dia minta maaf dan balikan, lebih baik Anda mengejar cita-cita Anda.
Lihat berapa kali Taylor Swift dicampakkan dan menjomblo? Apakah ia jadi terpuruk dan miskin gara-gara menjomblo?
Justru dia makin kreatif dan terinspirasi untuk membuat lagu-lagu bertema patah hati yang digemari seluruh pendengarnya di seluruh dunia. Dia pun makin sukses setelah menjadi jomblo.
Nah, coba pikirkan lagi apakah Anda masih merasa hina hanya karena menjomblo?