Jika hati kamu sering terketuk untuk bersedekah kepada kaum kurang mampu, pernahkah kamu berniat menyisihkan rezeki kepada orangtuamu?
Ada pepatah mengatakan ketika semua urusanmu dilancarkan, ketika kamu selamat dari bahaya, berarti satu doa orangtuamu telah didengar Tuhan.
Hal ini benar adanya, sebab orangtualah orang yang akan terus berdoa untukmu ketika semua melupakanmu.
Bukan pamrih, tapi coba ingat kembali bagaimana ibu bapakmu mengusahakan uang untuk biaya sekolahmu, biaya ketika kamu sakit. Meski harus mengutang kesana-kemari, mereka tetap mengusahakannya.
Dan ketika sudah sedikit sukses, memiliki penghasilan sendiri, terkadang sulit rasanya berbagi sedikit saja dengan orangtua.
“Maaf bu, bulan ini aku tutupin utang dulu, maaf ayah bulan ini gaji pas-pasan” itulah sederet kalimat maaf yang sering keluar dari bibir anak ketika menunda memberi rezeki kepada orangtuanya.
Padahal ia masih mampu duduk di cafe seminggu sekali, atau makan bakso dengan pacarnya tiap malam minggu. Sementara selembar uang pun tidak pernah ia kirim untuk orangtuanya.
Ketahuilah, orangtua tidak meminta uang bukan berarti mereka tidak butuh. Nyatanya ada kebanggan tersendiri saat mereka menerima sedikit rezeki dari anaknya. Entah itu hanya makanan, tiket nonton atau uang belanja.
Jika kamu tidak pernah membahagiakan orangtuamu dan sibuk membahagiakan orang lain jangan heran kalau jalanmu sulit, rezeki selalu pas-pasan, gaji besar tapi selalu kurang.
Sebab dalam Islam, ridho Allah Subhanahu Wata’ala berhubungan dengan ridho kepada kedua orangtua. Karena itu hadits mengatakan, Ridho Allah bersama dengan ridho orangtua, kemurkaan Allah karena murkanya orangtua.
Nabi Shallallaahu alaihi wasallam (Saw) bersabda: “Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orangtua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orangtua.” (Riwayat at-Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim).
Keridhaan orangtua dimulaikan dari buah ketulusan. Berapapun harta yang diberikan anak kepada orangtua, namun tak disertai ketulusan, tentunya tidak mendapat jaminan ridha dari orangtua.
Menyuburkan Rezeki
Sebab ridha orangtua bukanlah persoalan berapa nominal harta atau materi lainnya. Perhatian tulus, keinginan untuk menyenangkan, membantu, memuliakannya, selalu mendoakan dan membahagiakan kedua orangtua itulah yang melahirkan keridhoannya.
Sayangnya tak banyak yang menyadari hal tersebut. Bahwa harta, kesenangan, dan kebahagiaan yang direguknya kini hanyalah cipratan berkah dari sujud panjang dan munajat ikhlas dari orangtua kepada anak-anaknya. Anak itu terkadang lupa, menyangka apa yang ia miliki kini adalah hasil jerih payahnya sendiri.
Padahal membantu orangtua meski tak banyak akan menyuburkan rezeki itu sendiri. Tidak akan miskin seorang anak jika membantu orangtuanya dengan ikhlas.
Rasa Bahagia Bisa Memberi Walau Hanya Sedikit
Sudah bertahun-tahun disekolahkan, biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Ternyata ketika sudah bekerja penghasilannya hanya sedikit. Dari yang sedikit itu jika disisihkan untuk membuat orangtua senang pasti akan terasa nikmat.
Maka doa-doa orangtua dengan ikhlas mengalir untuk kesuksesan anaknya.
Katakan “Maaf Hanya Segini Bu”, Semoga Bulan Depan Dapat Lebih Banyak
Sesungguhnya yang diminta orangtua adalah perhatian dan pengertian dari anaknya. Tidak selamanya persoalan nominal.
Maka mulai saat ini janganlah malu jika hanya mampu memberi yang sedikit. Berilah meski hanya selembar jilbab, atau kue-kue kesukaannya.
Dan berdoalah agar bulan depan rezekimu dilebihkan.
Sisihkan Rezekimu untuk Orangtuamu, Maka Kau Melakukan Amal yang Paling Utama
Tahukah kamu kalau dengan memberi uang kepada orangtua kamu sudah melakukan amal paling utama? Kenapa?
Memberikan uang kepada orang tua merupakan salah satu cara menunjukkan bakti pada orang tua yang juga termasuk amal paling utama selain banyak juga manfaat uang dalam perekonomian.
Abdullah bin Masud berkata, “Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu “alaihi wa sallam tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi Shallallahu “alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua orang tua, ketiga jihad di jalan Allah”.[Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul Baari 2/9].
Dengan ini, maka jika kita ingin melakukan kebajikan, maka harus didahulukan amal yang paling utama dan diantaranya adalah birrul walidain atau berbakti pada kedua orang tua.