Pelayananpublik.id- Mungkin saat ini Anda merupakan penikmat seni teater. Ya, ketika Anda hobi menonton bioskop, pertujukan drama dan lainnya berarti Anda menikmati seni teater.
Teater tentu saja saat ini sudah mengalami perkembangan pesat dan dibuat beragam dan sekreatif mungkin. Semua itu untuk menghibur penonton dan memberikan kesan bagus pada penampilan mereka.
Cerita dalam teater mengandung unsur konflik atau pertentangan antara dua pihak dan sebagai bentuk pembelajaran karakter, pertentangan selalu diakhiri dengan kemenangan pihak yang baik. Pesan atau moral cerita didapatkan melalui dialog para tokoh dan juga laku cerita yang terjadi.
Tokoh cerita dalam teater sering pula disebut sebagai karakter dan secara mendasar atau konvensional karakter dalam teater dibedakan menjadi, protagonis (karakter yang bersifat baik dan membawa pesan kebaikan), antagonis (karakter yang bersifat jahat), dan tritagonis (karakter yang dimunculkan dalam cerita untuk membantu kelancaran jalannya cerita).
Untuk memahami karakter ini pemain bisa mempelajarinya dari dialog dan peran karakter tersebut dalam cerita.
Selanjutnya, karakter dapat dilihat dari dimensi fisiknya seperti tinggi tubuh, usia, jenis kelamin dan cirri fisik yang lain.
Dari dimensi kejiwaan dapat diketahui watak atau sifat karakter tersebut apakah sombong, baik hati, dermawan atau licik.
Dari sisi status sosial dapat diketahui apakah karakter tersebut termasuk orang terpandang, pejabat, pegawai atau masyarakat biasa.
Pengertian Teater
Kata “teater” berasal dari bahasa Inggris yakni “theatre”, bahasa Perancis “théâtre :dan dari bahasa Yunani :theatron” (θέατρον).
Secara etimologis, kata “teater” dapat diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan. Sedangkan secara istilah kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas untuk konsumsi penikmat.
Teater juga biasa disebut drama. Teater juga berarti proses pemilihan teks atau naskah (kalau ada) , penafsiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience.
Adapun pengertian teater menurut para ahli adalah sebagai berikut.
1. Moulton
Moulton menyebut teater adalah kisah hidup yang dilukiskan dalam bentuk gerakan.
2. Balthazar Vallhagen
Sementara Balthazar Vallhagen mengatakan teater kesenian yang melukiskan sifat dan watak manusia dengan gerakan.
3. Budianta
Menurut Budianta, teater adalah genre sastra dimana penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya percakapan atau dialog diantara para tokoh yang ada.
4. Seni Handayani dan Wildan
Teater adalah bentuk karangan yang berpijak pada dua cabang kesenian, yakni seni sastra dan seni pentas sehingga drama dibagi dia, yaitu drama dalam bentuk naskah tertulis dan drama yang dipentaskan.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah “teater” berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan peran atau naskah cerita yang akan dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau salah satu unsur dari teater.
Sejarah Teater
Seperti yang diketahui, teater adalah karya seni yang tua karena sudah dimulai sejak zaman dahulu.
Meski awalnya dilakukan untuk tujuan-tujuan primitif dan sederhana, teater mulai menyentuh kehidupan manusia dalam setiap perkembangannya.
Awalnya, teater berasal dari upacara agama primitif. Unsur cerita ditambahkan pada upacara semacam itu yang akhirnya berkembang menjadi pertunjukan teater.
Meskipun upacara agama telah lama ditinggalkan, tapi teater ini hidup terus hingga sekarang.
Selain upacara keagamaan, teater dulunya dikenal dimainkan untuk menghormati seorang pahlawan di kuburannya. Dalam acara ini seseorang mengisahkan riwayat hidup sang pahlawan yang lama kelamaan diperagakan dalam bentuk teater.
Teater pada zaman dahulu juga berasal dari kegemaran manusia mendengarkan cerita. Cerita itu kemudian juga dibuat dalam bentuk teater (kisah perburuan, kepahlawanan, perang, dsb).
Adapun naskah teater tertua di dunia yang pernah ditemukan ditulis seorang pendeta Mesir, I Kher-nefert, di jaman peradaban mesir kuno kira-kira 2000 tahun sebelum tarikh Masehi dimana pada jaman itu peradaban Mesir kuno sudah maju.
Saat itu mereka sudah bisa membuat piramida, sudah mengerti irigasi, sudah bisa membuat kalender, sudah mengenal ilmu bedah, dan juga sudah mengenal tulis menulis.
I Kher-nefert menulis naskah tersebut untuk sebuah pertunjukan teater ritual di kota Abydos, sehingga terkenal sebagai “Naskah Abydos” yang menceritakan pertarungan antara dewa buruk dan dewa baik.
Kemudian, jalan cerita naskah Abydos juga diketemukan tergambar dalam relief kuburan yang lebih tua. Sehingga para ahli bisa mengira bahwa jalan cerita itu sudah ada dan dimainkan orang sejak tahun 5000 SM.
Bahkan teater itu sudah menggunakan unsur intrinsik dan ekstrinsik drama secara lengkap seperti pemain, jalan cerita, naskah dialog, topeng, tata busana, musik, nyanyian, tarian, dan properti pemain seperti tombak, kapak, tameng, dan sejenisnya.
Fungsi Teater
Dalam kehidupan teater pasti memiliki fungsi dari hanya sekedar menghibur, mendidik bahkan lebih dari itu. Secara umum, ada tiga fungsi teater yakni:
– Sebagai Media Ekspresi
Teater berguna untuk mengekspresikan diri si pelakon. Dengan teater pelakon maupun sutradara bisa menyampaikan pesan tersembunyi atau hal yang ingin disampaikan ke penonton seperti petaka yang terjadi jika manusia terus membuang sampah ke laut.
– Sebagai Media Hiburan
Teater juga berfungsi menghibur para penonton dengan berbagai aksi pelakon baik dengan komedi ataupun aksi-aksi lainnya.
– Sebagai Media Pendidikan
Teater juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada penonton. Misalnya tokoh antagonis akan mendapat kesialan di akhir cerita, maka hendaknya penonton tidak meniru perbuatan-perbuatan jahat karena akan ada akibatnya.
Jenis-jenis Teater
Teater yang dipraktekkan manusia di seluruh dunia memiliki banyak macam dan jenisnya.
Pembagian teater pun beragam mulai berdasarkan jenisnya hingga penyampaian ceritanya.
Teater Menurut Jenisnya
1. Teater Tradisional
Teater Tradisional biasa juga disebut teater daerah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, di antaranya adalah; ketoprak, ludruk, mamanda, dulmuluk, arja, lenong dan masih banyak lagi. Biasanya cerita dalam teater tradisional mengusung budaya setempat dan disampaikan secara improvisasi (tanpa naskah).
Ciri dari teater tradisional adalah pementasannya di panggung terbuka (lapangan, halaman rumah), properti dan pementasannya sederhana serta ceritanya turun temurun.
Contoh dari teater tradisional adalah Banjet, Longser, Ogel, Reog, Topeng Cirebon, Angklung Badut, Wayang Golek dari Jawa Barat Reog Ponorogo,
Ludruk dari Jawa Timur-Ketoprak, Wayang Orang, dan lainnya.
2. Teater Modern
Teater modern ataupun teater non-tradisional adalah teater yang penyampaian ceritanya berdasarkan pada naskah dan sumber ilmunya dari dunia Barat, dan juga bahannya dari kejadian-kejadian sehari- hari, atau karya sastra.
Ciri-ciri teater modern adalah penataan panggungnya lebih kompleks, ada pengaturan jalan cerita dan tempat panggungnya tertutup.
Contoh teater modern adalah drama musikal, teater, sinetron dan film
Teater Menurut Penyampaian
1. Teater Improvisasi
Teater ini dimainkan tanpa ada naskah baku. Sehingga para pemain perlu kreatif untuk memainkan peran masing-masing agar dramanya terlihat hidup.
2. Teater Naskah
Teater ini berdasarkan naskah baku. Sehingga para pemain perlu menghapal naskahnya sebelum beraksi di panggung.
Menurut Pertujukannya
1. Teater Tutur
Teater tutur adalah Kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai Teater Tutur berhubungan dengan aktivitas bercerita secara tunggal (monolog), seperti membaca puisi, deklamasi, mendongeng, dan stand up comedy.
Contoh Teater Tutur yang bersumber dari nilai-nilai lokal adalah bakaba, macapat, kentrung, dan P.M. Toh, yang seringkali berhubungan dengan cerita rakyat (folklor).
2. Teater Gerak
Kegiatan teater yang dialognya disampaikan melalui gerak, misalnya pantomim/tablo. Contoh Teater Gerak yang bersumber dari nilai-nilai lokal adalah randai, wayang orang, dan tari kecak. Tema cerita dalam Teater Gerak adalah bagian dari cerita rakyat (folklor).
3. Teater Boneka
Kegiatan teater yang menggunakan benda/boneka yang merupakan representasi dari suatu karakter atau tokoh dalam cerita, misalnya wayang kulit, wayang golek, wayang potehi, cemen, dan wayang suket.
Contoh teater boneka yang cukup populer ialah pertujukan wayang kulit. Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan wayang di layar.
4. Teater Dramatik
Kegiatan teater yang bersumber dari naskah tertulis, misalnya drama Kwek-Kwek (karya D. Djayakusuma) dan Romeo dan Juliet.
5. Drama Musikal
Kegiatan teater yang menggabungkan cerita, gerak, dan musik, dengan dialog yang dinyanyikan. Bentuk drama musikal adalah operet dan kabaret, misalnya operet Laskar Pelangi, Bawang Merah dan Bawang Putih, dan sebagainya.
Unsur-unsur Seni Teater
Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik dalam seni peran atau teater adalah unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan pementasan suatu teater.
Tanpa unsur internal internal tidak akan ada suatu pementasan teater. Oleh karena itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal, meliputi:
– Naskah/Skenario
– Pemain/Pemeran/Tokoh
– Latar atau tempat drama akan dipentaskan dan dekorasinya
– Penataan (tata rias, tata busana)
– Sutradara
2. Unsur Ekstrinsik
Adapun unsur ekstrinsik dalam drama atau teater adalah sebagai berikut.
– Staf produksi
– Produser/ pimpinan produksi
– Sutradara/ derektor
– Stage manager
– Desainer
– Crew
Demikian ulasan mengenai teater, sejarah, fungsi hingga jenis-jenisnya. Semoga bermanfaat. (Nur Fatimah)