Pelayananpublik.id – Tim inovasi siswa SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) kembali menorehkan prestasi tingkat internasional dengan keberhasilannya meraih medali Perak di ajang International Science and Invention Fair (ISIF) 2019 pada kategori Bioteknologi di Bali Creative Industry Centre (BCIC), Jalan W. R. Supratman Nomor 302, Denpasar, Minggu (23/6).
Kepala SMA YPSA Bagoes Maulana, mengatakan siswi SMA YPSA berhasil mempresentasikan inovasinya “Batang Nanas menjadi obat Diabetes” dan mengungguli peserta dari negara lain seperti Malaysia, Singapura, Turkmenistan, Philipina, Turkey, German,Taiwan, dan Vietnam.
“Eventnya berlangsung pada 21-25 Juni ini diikuti peserta dari 11 negara ini menampilkan hasil penelitian atau hasil karya siswa maupun mahasiswa dalam bidang sains, teknologi, maupun penggabungan keduanya. Sebelas negara yang ikut dalam acara ini yakni Indonesia sebagai tuan rumah, Malaysia, Vietnam, Thailand, Philippine, Taiwan, Korea, Turkey, Turkmenistan, Germany, dan Zambia. Sedangkan banyak peserta yakni dari Indonesia sebanyak 101 kelompok, sedangkan dari luar negeri sebanyak 46 peserta”, ungkap Bagoes.
“ISIF merupakan perpaduan antara kompetisi dan pameran di bidang Sains dan Invensi tingkat internasional. Selain itu, ISIF diikuti oleh para pelajar terdidik, yang mempresentasikan hasil karyanya di bidang sains dan invensi”, jelas Bagoes.
“Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Buya dan Umi serta seluruh civitas akademika YPSA atas doa dan dukungannya. Insya Allah menjadi motivasi untuk meraih lebih banyak lagi prestasi di masa mendatang”, akhiri Bagoes.
Dicky Mahaputra Tarigan dan Anliana Faizar, selaku guru pendamping siswa SMA YPSA ini menambahkan, bahwa banyak kalangan guru dan mahasiswa yang menyambangi dan antusias melirik booth siswa SMA YPSA di Denpasar Bali. Salah satunya mahasiswa Universitas Indonesia.
“Salah satu juri yang datang ke booth kita yaitu Dr. rer. nat. Arli Aditya Parikesit, Kepala Departemen Bioinformatika Indonesia International Institute for Life Science”.
Shella Meylani, salah satu tim peneliti SMA YPSA mengungkapkan perasaannya. “Saya sangat bahagia, kompetisi ini mengajarkan saya dan teman-teman saya banyak hal bukan saja tentang sains tapi juga hal lain seperti mengenal budaya lain dan menambah teman, belajar untuk bertanggung jawab serta menambah kekompakan tim kami dan yang pasti kami terharu karena ini pertama kalinya kami mengikuti lomba dan alhamdulillah mendapatkan silver medal”.
Senada dengan Shella, Fildzah Nur Amalina mengatakan “Perasaan saya mengikuti ISIF 2019 di Bali sangat berkesan. Karena kami belajar mengatasi masalah, melatih kekompakan, dapat belajar budaya orang lain dan ini merupakan pengalaman pertama saya mengikuti lomba dan alhamdulillah syukur kepada Allah kami mendapat silver”.
Begitu juga dengan Zidni Ilma Arfani, Feby Yolanda Pohan, dan Faiza Adinda Humaira Nasution, sangat senang dan bangga dengan raihan tersebut.
Dalam kesempatan ini juga, Pembina Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) H. Arisyi Fariza Raz, M.Sc. meninjau secara langsung booth SMA YPSA dalam event International Science and Invention Festival 2019 Denpasar Bali ini.